IPW Beber Kejanggalan Pengungkapan Teror Solo
Minggu, 02 September 2012 – 12:12 WIB
Ketiga, lanjut dia, beberapa jam setelah penyergapan 31 Agustus, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merintahkan Kapolri segera tinjau Tempat Kejadian Perkara (TKP). "Padahal dalam peristiwa-peristiwa sebelumnya, hal itu tidak pernah terjadi, bahkan saat tiga kali penyerangan trhadap Pospam Lebaran, SBY tidak bersikap seperti itu," ungkapnya. "Pertanyaannya, apakah SBY ingin membangun citra dan menarik simpati publik dari peristiwa Solo yang sempat memojokkan Jokowi ini?" kata Neta. Dia mengatakan, IPW menganalisa, meski Densus sudah melakukan penyergapan di Solo tapi teror dan penembakan terhadap polisi tetap menjadi ancaman.
Baca Juga:
"Sebab rasa kesal sebagian masyarakat terhadap polisi kian memuncak," tegasnya. Menurut dia, selama lima bulan pertama 2012 saja, ada 11 polisi yang dikeroyok masyarakat.
"Untuk itu IPW mengimbau Polri agar mengubah sikap, prilaku dan kinerjanya. (Oknum) Anggotanya jangan arogan, represif, memeras dan memungli masyarakat. Tapi bekerja profesional dan proporsional," pungkasnya. (boy/jpnn)
JAKARTA -- Indonesia Police Watch (IPW) mensinyalir ada tiga kejanggalan dalam penyergapan terhadap orang-orang yang disebut sebagai teroris oleh
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- UKT Mahal, Sekjen DPP GMNI Merespons, Singgung Indonesia Emas 2045
- Oknum Rohaniwan Jadi Terdakwa Kasus Beri Keterangan Palsu di Akta
- Pemprov Kaltim Kirim Bantuan 6.400 Paket Sembako ke Mahakam Ulu
- Kupas Tuntas Dinamika Perjalanan JKN, Dirut BPJS Kesehatan Rilis Buku
- BAZNAS Jateng Salurkan Infak Kemanusiaan Palestina Tahap Dua
- Sultan Sebut Hubungan Erat Indonesia-China Karena Kecakapan Diplomasi Presiden Jokowi