IPW: Jangan Gulirkan Liga 1 jika Tidak Ada Jaminan Keamanan

IPW: Jangan Gulirkan Liga 1 jika Tidak Ada Jaminan Keamanan
Ketua Presidium IPW Neta S Pane. Foto: dokumen JPNN.Com

Pada 2016 misalnya ada 6 suporter tewas, lima dikeroyok dan satu kecelakaan lalu lintas. Pada 2017 naik dengan sembilan tewas, yang enam di antaranya dikeroyok, dua jatuh di stadion dan satu kecelakaan lalu lintas.

Lantas pada 2018 melonjak yakni ada 17 suporter tewas yang enam di antaranya dikeroyok dan sembilan kecelakaan lalu lintas dan dua lainnya jatuh di stadion.

"Melihat data ini semakin nyata pertandingan sepak bola akan menjadi mesin pembunuh, terutama jika jajaran Polri tidak bekerja profesional dalam menjaga keamanan di setiap pertandingan," katanya.

Neta mengatakan dengan terlibatnya Polri melalui PS Bhayangkara dalam Liga 1 seharusnya even sepak bola bisa lebih aman. Aparatur kepolisian bisa lebih profesional dalam menjaga even-even Liga Indonesia, dan bukannya jumlah korban tewas melonjak hampir 100 persen di 2018 ini.

Untuk itu, Neta mengingatkan, jika belum ada jaminan dari Polri sebaiknya even Liga 1 jangan digelar dulu. Bagaimanapun jajaran kepolisian tidak bisa menyalahkan panitia jika terjadi masalah keamanan, karena tanggung jawab itu menjadi wewenang kepolisian.

"Jika situasinya memang tidak memungkinkan, kepolisian punya wewenang untuk menunda atau memindahkan pertandingan tersebut agar tidak jatuh korban tewas dalam setiap pertandingan sepakbola," paparnya. (boy/jpnn)


Indonesia Police Watch (IPW) prihatin dengan melonjaknya angka kematian suporter sepak bola di negeri ini.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News