Irigasi Perpompaan Jadi Harapan Baru Petani Hadapi Kekeringan

Irigasi Perpompaan Jadi Harapan Baru Petani Hadapi Kekeringan
Ilustrasi kakao. Foto: Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, BANTUL - Irigasi perpompaan dinilai menjadi salah satu solusi petani cokelat (kakao) saat menghadapi kekeringan.

Petani kakao di Kabupaten Bantul, DIY, misalnya. Sebelumnya petani kakao hanya berharap pada air hujan untuk mengairi lahan.

Direktur Irigasi Pertanian Rahmanto mengatakan, irigasi perpompaan merupakan program kegiatan Drektorat Irigasi Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP).

"Ini bagian dari program optimalisasi pemanfaatan air permukaan dengan pompanisasi untuk menyediakan air irigasi, terutama pada lahan budi daya yang kekurangan air (kekeringan)," jelas Rahmanto, Minggu (3/3).

Irigasi perpompaan ini telah dialokasikan selama tiga tahun terakhir, yakni pada 2016-2018). Total kegiatan irigasi perpompaan selama tiga tahun sebanyak 3.102 unit (angka realisasi per Januari 2019).

"Dengan estimasi luas layanan per unit seluas 20 hektare, maka luas areal yang dapat diairi saat musim kemarau seluas 62,04 ribu hektar," ungkapnya.

Irigasi perpompaan merupakan sistem irigasi dengan menggunakan pompa air yang pendistribusiannya melalui saluran terbuka maupun tertutup.

Irigasi perpompaan ini mencangkup tiga komponen utama yaitu pompa air dan kelengkapannya, bak penampung sebagai reservoir untuk mendekatkan jarak dari sumber air ke lahan, kemudian jaringan distribusi baik tertutup maupun terbuka yang berfungsi untuk membawa dan atau membagi air ke lahan yang akan diairi.

Irigasi perpompaan dinilai menjadi salah satu solusi petani cokelat (kakao) saat menghadapi kekeringan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News