Isi Konten Video Medsos Dinilai Lebih Berbahaya Ketimbang Film Bioskop

Isi Konten Video Medsos Dinilai Lebih Berbahaya Ketimbang Film Bioskop
Adegan ranjang tersebar di medsos. Foto : JPG

Sedangkan film-film bioskop hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu, juga dengan batasan umur yang telah ditentukan. Atas dasar itulah, sambung dia, bioskop mengalami tren positif akhir-akhir ini.

Bioskop bukan hanya sebatas hiburan belaka, akan tetapi juga telah dimanfaatkan menjadi media dalam menyebarkan misi dakwah melalui film yang ditampilkan.

Ia mencontohkan, seperti film religi berjudul "Ketika Cintah Bertasbih", serta film-film lainnya yang bernada dakwah, termasuk film tentang perjuangan Islam.

Sementara itu, di Pulau Madura, saat ini sudah ada dua kabupaten yang memiliki gedung bioskop, yakni Kabupaten Sumenep dan yang terbaru di Kabupaten Pamekasan.

Hanya saja, keberadaan bioskop di Kabupaten Pamekasan menuai penolakan oleh sebagian ormas Islam dengan alasan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.

Bahkan pada Jumat (14/2) sore, kelompok ini berunjuk rasa ke kantor Pemkab Pamekasan meminta agar gedung bioskop baru bernama "Kota Cinema Mall" yang terletak di Desa Sentol, Pamekasan itu ditutup. (antara/jpnn)

Akademisi IAIN Madura menilai pengaruh konten video di media sosial, lebih berbahaya bagi masyarakat, berbanding keberadaan film di bioskop.


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News