Israel Anggap Amerika Serikat Sudah Tidak Aman, Warganya Diminta Menjauh
jpnn.com, JERUSALEM - Israel pada Senin mengeluarkan dekret yang menambahkan Amerika Serikat ke dalam daftar tujuan negara yang dikenai larangan terbang atas kekhawatiran penyebaran varian Omicron COVID-19.
Berdasarkan ketetapan itu, yang akan berlaku mulai Selasa (21/12) pukul 22.00 GMT, warga negara Israel harus terlebih dahulu mendapatkan izin khusus jika ingin terbang ke Amerika Serikat.
AS saat ini merupakan salah satu dari sedikitnya 50 negara yang tidak boleh dikunjungi warga negara Israel.
Saat menyampaikan pernyataan melalui televisi pada Minggu (19/12), Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan Israel sudah bergerak cepat untuk membatasi perjalanan ketika Omicron pertama kali terdeteksi pada November.
Kasus terkait varian tersebut, katanya, saat ini berkurang.
Namun, Bennett memperkirakan lonjakan jumlah orang yang sakit akan terjadi dalam beberapa pekan mendatang.
Pada Senin, para menteri kabinet Israel melakukan pemungutan suara terhadap rekomendasi Kementerian Kesehatan untuk memasukkan Amerika Serikat, Italia, Belgia, Jerman, Hongaria, Maroko, Portugal, Kanada, Swiss, dan Turki, ke dalam daftar larangan terbang, kata kantor PM dalam pernyataan.
Israel sudah memastikan kemunculan 134 kasus Omicron dan mencatat 307 kasus yang diduga terkait Omicron, kata Kementerian Kesehatan. Sebanyak 167 di antara orang-orang yang terkena varian tersebut tidak menunjukkan gejala, kata Kementerian.
Pada Senin, para menteri kabinet Israel melakukan pemungutan suara terhadap rekomendasi Kementerian Kesehatan untuk memasukkan Amerika Serikat
- Xi Jinping Ingin China Jadi Mitra Amerika, Bukan Pesaing
- Resmi! Tetangga Amerika Serikat Ini Akui Kedaulatan Negara Palestina
- Sebut BI Fast Punya Kelemahan, Deni Daruri Sarankan Belajar dari AS
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- DBL Camp 2024 Hadir di Jakarta, Ratusan Pelajar Berebut 12 Tiket ke Amerika Serikat
- Belanja Militer Dunia Nyaris Tembus Rp 40 Kuadriliun, 3 Negara Ini Paling Boros