'Istanbul, Kota Impian Olimpiade'

'Istanbul, Kota Impian Olimpiade'
'Istanbul, Kota Impian Olimpiade'

jpnn.com - ISTAMBUL itu tidak hanya istimewa, tetapi adiluhung.

Kembali ke era Ottoman, kota ini – meyerupai Paris dengan Quai d’Orsay dan London dengan Whitehall- juga dikenal dengan julukan “Bab-i-Ali” atau “Sublime Porte” dari Bahasa Perancis yang berarti Gerbang Tinggi yang menandakan pintu masuk ke ruangan Sang Wazir Agung.

Pekan saya kali ini sungguh berbeda, dimana lagi anda bisa makan siang bersama penerima Nobel, belanja di Spice Market Istanbul yang kuno, duduk dengan tenang di bawah kubah yang berusia enam ratus tahun, Masjid Sulaiman karya arsitektur zaman Ottoman, Mimar Sinan atau menyerutup chai terbaik di Bosphorus.

Baca Juga:

Kunjungan saya ke Istanbul bertepatan dengan digelarnya laga sepak bola derby antara Galatasaray dan Besiktas.

Liga Super Turki- yang selalu disesaki luapan semangat- juga diramaikan dengan pemain seperti Wesley Sneijder dan Didier Drogba, tidak perlu ditanya suasana kota saat itu, sungguh menggetarkan!

Hanya berselang dua minggu setelah Tokyo menjadi pemenang tempat Olimpiade 2020, Istanbul dengan cepat melupakan kekalahannya.

Kota muslim yang paling kosmopolitan dan berkultur tinggi di dunia (Dubai adalah wilayah yang disanjung-sanjung berlebihan) inipun juga tak peduli.

Karena keputusan yang telah dibuat juga memikirkan antara krisis keuangan di Madrid, kebocoran nuklir di Tokyo atau kerusuhan di Istanbul, Komite Olimpiade Internasional (IOC) tengah dilanda ketakutan.

ISTAMBUL itu tidak hanya istimewa, tetapi adiluhung. Kembali ke era Ottoman, kota ini – meyerupai Paris dengan Quai d’Orsay dan London

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News