Istri Kerap Dipaksa Suami Incumbent Bertarung di Pilkada

Istri Kerap Dipaksa Suami Incumbent Bertarung di Pilkada
Istri Kerap Dipaksa Suami Incumbent Bertarung di Pilkada
Kesimpulan itu merupakan salah satu temuan dari kajian kandidasi perempuan di Jawa Timur dan Sulawesi Utara dalam pilkada yang dikerjakan Departemen Politik Fisip Universitas Airlangga bekerjasama dengan Kemitraan Partnership.

Dwi menjelaskan kandidat perempuan yang maju dalam pemilu kada di wilayah Jatim dan Sulut jumlahnya cukup banyak. Di Jatim, 9 dari 18 pilkada kabupaten yang sudah berjalan memunculkan 12 perempuan yang berpartisipasi, baik sebagai bupati, maupun wakil bupati. Sedangkan di Sulut, dari 7 pilkada hanya 1 kabupaten di mana perempuan tidak terlibat sebagai calon. Jumlah perempuan yang maju di Sulut cukup fantastis, yakni 17 perempuan.

Dwi kembali menuturkan, calon perempuan yang terpaksa maju karena desakan itu, menjalani proses kandidasi hanya karena tak ingin melukai perasaan keluarga yang memaksanya. Meskipun demikian, lanjut dia, seiring dengan perjalanan waktu, kandidat perempuan akhirnya dapat menikmati proses yang sedang berjalan tersebut.

"Dan, cenderung bersikap nothing to loose dalam proses kandidasinya," ujar Dwi.

Dia menambahkan banyak kandidat perempuan yang dieksploitasi kemampuan finansialnya. Mengacu pengalaman pemilukada di wilayah Jatim dan Sulut, sebagian besar kandidat perempuan, memang memiliki kemampuan finansial yang sangat kuat. Paling minimal, ungkap Dwi, kandidat perempuan memiliki kemampuan untuk memobilisasi sumber dana dari pihak yang berkepentingan pada kandidasi tersebut.

JAKARTA - Majunya perempuan sebagai kandidat kepala daerah seringkali tidak murni berangkat dari ambisi politik progresif pribadi atau faktor terbukanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News