Istri Tosan Sempat Mencakar Para Pengeroyok Suaminya di Dapur

Istri Tosan Sempat Mencakar Para Pengeroyok Suaminya di Dapur
Tosan yang sudah mulai membaik dan istrinya yang terus mendampingi Ati Hariati. FOTO: Ainur/JAWAPOS

APA yang terjadi pada Tosan, juga Salim Kancil, dua tokoh yang menolak penambangan pasir di Desa Selok Awar Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jatim Sabtu (26/9) lalu adalah kebiadaban. Kejahatan yang sungguh tak terbayangkan. Dan itu terjadi secara terbuka, di depan mata, di depan umum.

Kemarin (30/9), kondisi Tosan yang selamat dari penganiayaan sudah pulih. Dia kini dirawat secara intensif di Ruang 13, Instalasi Rawat Inap II, RSU dr Saiful Anwar (RSSA) Malang. 

Istrinya, Ati Hariati dan keluarga setia menanti. Mereka pun menuturkan bagaimana kengerian  Sabtu jahanam itu. Sekitar pukul 07.30, tiga puluhan anggota Tim 12 yang pro penambangan pasir mendatangi rumah dan menghajar Tosan dengan kayu, besi, dan pentungan di depan rumahnya di Selok Awar-Awar.

Tubuh bapak tiga anak itu disabet celurit. Imam yang bersama Tosan membagikan selebaran rencana demonstrasi pada siangnya berhasil kabur.

Istri Tosan, Ati Hariati yang ketika itu berada di dapur sempat lari ketika mendengar keributan. Spontan, dia membantu sang suami yang sudah tak berdaya. "Saya sempat mencakar salah seorang penyerang dan memberikan peluang untuk suami saya melarikan diri," kata Ati saat ditemui di Ruang 13, Instalasi Rawat Inap II, RSU dr Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Namun, puluhan orang itu kembali berhasil menyiksa Tosan yang terjatuh dari sepeda tepat di Lapangan Persil desa tersebut. Dengan sadis, para preman itu mencangkul kepalanya. Perutnya dilindas berkali-kali dengan sepeda motor sampai koyak.

Karena diduga sudah tidak bernyawa, para jagal yang dipimpin ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desir itu bergerak untuk membantai target lainnya, Salim Kancil.

Ketika nyawa Salim tidak bisa diselamatkan, Tosan ternyata masih menyimpan napas. Seorang teman yang bernama Ridwan bersama warga desa lain membawa Tosan ke Puskesmas Kecamatan Pasirian.

Karena tidak mampu menangani, petugas puskesmas mengirim Tosan ke RS Bhayangkara Lumajang. Rumah sakit itu pun angkat tangan. Ati diberi opsi untuk merujuk Tosan ke Surabaya atau Malang. Ati memilih Malang.

Jadilah sejak Minggu (27/9) Tosan bersama Ati dan keponakan yang bernama Abdul Rosyid berada di RSSA. Hanya mereka bertiga yang berjaga. (nur/ttg/mas) 

APA yang terjadi pada Tosan, juga Salim Kancil, dua tokoh yang menolak penambangan pasir di Desa Selok Awar Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jatim


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News