Italia Dipimpin Perempuan, kok Para Pemimpin Eropa Cemas?

Italia Dipimpin Perempuan, kok Para Pemimpin Eropa Cemas?
Giorgia Meloni adalah politisi dan sekaligus wartawan Italia yang sejak 2014 memimpin partai politik Fratelli d'Italia atau Persaudaraan Italia yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilu Italia baru-baru ini. Dia segera menjadi perempuan pertama Italia yang menjadi perdana menteri di negeri ini. Foto: ANTARA/Wikimedia Commons

Di tempat-tempat lain di luar Eropa, kanan ekstrem jatuh lebih cepat sebelum bisa lama berkuasa. Contohnya Donald Trump di Amerika Serikat.

Mereka sering terlihat sebagai kekuatan alternatif untuk keadaan buruk yang tengah terjadi, tapi ironisnya mereka juga acap mencampakkan nilai-nilai yang mengantarkan mereka berkuasa, seperti kebebasan berpendapat dan penghormatan kepada keberagaman.

Krisis demokrasi

Agak pelik menjejak penyebab utama kebangkitan kanan ekstrem di Eropa, selain sulit menentukan apakah faktor ekonomi, sosial, budaya atau politik yang menjadi pemicu terbesar kebangkitan mereka.

Namun kesepakatan di kalangan pakar di Eropa menyebutkan kebangkitan kanan ekstrem dijejak dari krisis ekonomi 2008.

Saat itu untuk melawan krisis keuangan yang hebat dan mengglobal, Uni Eropa dan pemerintah-pemerintah Eropa menekan defisit dengan pendekatan ekonomi neoliberal yang kejam, dengan menerapkan kebijakan moneter yang super ketat.

Langkah ini malah memperlebar kesenjangan antara elite yang diistimewakan oleh sistem dengan rakyat kebanyakan.

Kesenjangan ini kemudian dieksploitasi oleh kaum kanan ekstrem.

Giorgia Meloni adalah perempuan pertama yang berhasi jadi perdana menteri Italia. Namun, kemenangannya disambut dengan rasa cemas oleh para pemimpin Eropa

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News