Italia Dipimpin Perempuan, kok Para Pemimpin Eropa Cemas?

Italia Dipimpin Perempuan, kok Para Pemimpin Eropa Cemas?
Giorgia Meloni adalah politisi dan sekaligus wartawan Italia yang sejak 2014 memimpin partai politik Fratelli d'Italia atau Persaudaraan Italia yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilu Italia baru-baru ini. Dia segera menjadi perempuan pertama Italia yang menjadi perdana menteri di negeri ini. Foto: ANTARA/Wikimedia Commons

Di Italia, Persaudaraan Italia yang disebut berakar dari fasisme Mussolini pada Perang Dunia Kedua, akan berkoalisi dengan dua kekuatan politik kanan lainnya, yang masing-masing dipimpin mantan perdana menteri Silvio Berlusconi dan Matteo Salvini.

Tetapi, seperti Barisan Nasional pimpinan Le Pen di Prancis, Persaudaraan Italia berusaha hati-hati menampilkan wajah aslinya, termasuk sikapnya terhadap Uni Eropa.

Meloni sendiri berusaha meredam sikap anti-Uni Eropa. Dia juga menjauhkan diri dari Rusia, tidak seperti Berlusconi yang bersahabat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Namun itu tak menghilangkan fakta bahwa kanan jauh Italia memiliki kesamaan karakteristik dengan sejawat-sejawatnya di Eropa.

Mereka sama-sama memusuhi elite politik, cenderung otoriter, mencampakkan multikulturalisme dan hak-hak gender, serta terobsesi memelihara identitas nasional bercirikan pandangan yang rasis.

Dengan sikap-sikapnya itu mereka kerap berseberangan dengan arus utama Eropa, sehingga Uni Eropa sering tak bisa satu kata ketika keadaan mengharuskan mereka satu kata, seperti dalam kasus invasi Rusia ke Ukraina.

Dalam konteks ini, kanan jauh di Hungaria adalah contohnya, di mana perdana menterinya yang pro-Rusia, Viktor Orban, dan partainya Fidesz menjadi penghalang utama Uni Eropa dalam membentuk sikap bersama menghadapi Rusia.

Orban juga dianggap melemahkan institusi peradilan independen, meniadakan diskursus akademik, mengabaikan hak minoritas dan kebebasan pers, sampai-sampai parlemen Eropa menyatakan Hungaria bukan lagi negara demokrasi.

Giorgia Meloni adalah perempuan pertama yang berhasi jadi perdana menteri Italia. Namun, kemenangannya disambut dengan rasa cemas oleh para pemimpin Eropa

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News