Italia Dipimpin Perempuan, kok Para Pemimpin Eropa Cemas?

Italia Dipimpin Perempuan, kok Para Pemimpin Eropa Cemas?
Giorgia Meloni adalah politisi dan sekaligus wartawan Italia yang sejak 2014 memimpin partai politik Fratelli d'Italia atau Persaudaraan Italia yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilu Italia baru-baru ini. Dia segera menjadi perempuan pertama Italia yang menjadi perdana menteri di negeri ini. Foto: ANTARA/Wikimedia Commons

Kemenangannya menjadi angin segar untuk politik kanan ekstrem Eropa yang tersemangati sukses tokoh kanan Hungaria Viktor Orban, namun sempat terpukul oleh kekalahan Marine Le Pen dalam Pemilihan Presiden Prancis, beberapa waktu lalu.

Meskipun demikian, Le Pen telah membuat kaum kanan jauh di seluruh Eropa berbesar hati karena sukses membuat spektrum politik ini menjadi arus utama politik di Eropa.

Kanan jauh yang juga sering disebut kanan ekstrem adalah sisi terjauh yang melewati standar kanan dalam spektrum kiri-kanan pada politik kontemporer.

Garis politik ini amat konservatif, ultranasionalis, otoriter dan memiliki kecenderungan ideologis serta politik yang nativistis, yakni menolak kaum pendatang beserta pengaruh dan gagasan-gagasannya.

Kini, dari ujung utara Eropa di Swedia sampai ujung selatan benua ini di Italia, partai-partai kanan radikal sedang naik daun.

Apa yang mendasari sebagian Eropa beralih ke ekstrem kanan?

Di antara faktor yang sering disebut di Barat saat ini adalah kekhawatiran masyarakat terhadap beban hidup yang tinggi dan krisis energi, perang Ukraina, masalah imigrasi dan tingkat kriminalitas bersenjata yang tinggi.

Isu-isu yang membuat bagian terbesar warga Eropa merasa tidak aman lagi di negerinya sendiri itu kemudian dieksploitasi oleh partai-partai sayap kanan, termasuk di Italia.

Giorgia Meloni adalah perempuan pertama yang berhasi jadi perdana menteri Italia. Namun, kemenangannya disambut dengan rasa cemas oleh para pemimpin Eropa

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News