Jabar Genjot Pariwisata Lewat Akses Udara

Jabar Genjot Pariwisata Lewat Akses Udara
Beberapa pesawat sedang terparkir. Foto Ilustrasi/jpnn.com

Hal lain yang ikut didukung adalah akses menuju Geopark Ciletuh. Nantinya, geopark di Kabupaten Sukabumi itu akan disambungkan dengan Bandara Citarate.

“Ini sekaligus untuk memuluskan jalan Geopark Ciletuh masuk ke dalam jaringan geopark dunia atau Unesco Global Geopark,” ucap Deddy.

Kegigihan Jawa Barat membangun Bandara Citarate ini bukan tanpa sebab. Saat ini, Geopark Nasional Ciletuh menjadi wakil tunggal Indonesia yang diorbitkan masuk ke dalam Unesco Global Geopark (UGG) atau jaringan geopark dunia.

Dua wakil lainnya, Geopark Rinjani dan Geopark Toba, gagal di tahap seleksi."Bandara Citarate ini akan menjadi gerbang masuk ke Geopark Ciletuh,” kata dia.

Satu bandara lainnya, adalah Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang sedang dibangun di Kertajati, Majalengka. Nantinya, BIJB akan menjadi bandara terluas dan terbesar setelah Bandara Soekarno Hatta di Kabupaten Tangerang.

“Luas Bandara Kertajati yaitu 1800 hektare. Ada juga lahan seluas 3200 hektare yang digunakan untuk aerocity. Ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk pengembangan wilayah dan pariwisata yang ada di Cirebon Raya,”ungkap Deddy.

Bandara Kertajati dibangun untuk menggantikan fungsi Bandara Husein Sastranegara di Bandung. Bandara itu juga dilengkapi akses tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan serta akses kereta.

Luas terminalnya mencapai 92.000 meter persegi yang bisa menampung 5 juta - 6 juta penumpang. Bila sudah beroperasi pada akhir 2017 atau awal 2018 nanti, Bandara Kertajati memiliki runway yang panjangnya mengalahkan Bandara Soekarno-Hatta yang berukuran 3.660 meter.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) langsung merespons spirit Indonesia Incorporated yang disuarakan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News