Jack Ma

Oleh: Dahlan Iskan

Jack Ma
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ada juga pengusaha besar yang mencoba melarikan diri. Bersembunyi di Hong Kong. Dua tahun kemudian, ketika ia sudah merasa aman, petugas mengintainya. Ia sedang merayakan hari raya Imlek di rumahnya di Hongkong.

Petugas dari Tiongkok pun diam-diam menangkapnya. Dibawa ke Tiongkok.

Semula pihak berwenang di Hong Kong seperti merasa tersinggung. Kok ditangkap sendiri. Kok tidak minta bantuan ke pihak kepolisian Hong Kong. Itu dianggap melanggar kedaulatan Hong Kong sebagai daerah otonomi khusus.

Tapi rasanya Beijing sudah memberi tahu Hong Kong. Hanya saja kelihatannya ada TST –tahu sama tahu.

Beijing tidak mau mengikuti prosedur yang terlalu berbelit –cara Hong Kong. Yang untuk menangkap orang harus lewat putusan pengadilan. Lalu yang ditangkap itu bisa bebas dengan cara membayar uang jaminan.

Akhirnya pengusaha itu diadili di Guangzhou. Dijatuhi hukuman mati.

Ada juga yang melarikan diri. Lalu menyerah. Dan mengaku bersalah. Dan menyelesaikan persoalannya. Ia diadili. Dengan hukuman penjara enam tahun.

Yang paling fenomenal adalah konglomerat yang lari ke Amerika Serikat itu: Guo Wen Gui. Yang proyek infrastruktur terkait sarana Olimpiade Beijing luar biasa banyak. Wen Gui mendapat banyak proyek pemerintah. Lalu jadi konglomerat.

Baru sekarang mereka tahu: ada masalah yang lebih besar dari Benua Afrika yang dihadapi Jack Ma.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News