Jangan Bawa Mama, Mama Saya Masih Hidup....

Jangan Bawa Mama, Mama Saya Masih Hidup....
Mayat. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, BATAM - Kecelakaan maut itu meninggalkan duka yang mendalam bagi Fanni dan Meri, dua gadis yang tewas dalam tabrakan beruntun di Batam, Kepri.

Keduanya adalah anak kandung dan keponakan Marnis korban yang meninggal dalam kecelakaan tersebut.

Saat mendatangi kamar jenazah RSUD, kedua wanita muda ini menangis histeris. Tangis keduanya semakin menjadi saat melihat jenazah sang ibu sudah terbujur kaku di atas keranda mayat. Keduanya sempat pingsan tak sadarkan diri saat petugas kamar jenazah hendak membersihkan jenazah sang ibu.

Beberapa saat setelah sadar Fanni anak kandung Marnis kembali menangis hiteris dan bertariak memintah petugas kamar jenazah untuk tidak membungkus jenazah Marnia dengan kain kafan.

"Jangan dibawa kemana-mana. Mama saya masih bisa jalan. Mama saya tak meninggal. Tadi pagi masih sehat-sehat mama saya," kata Fanni.

Marnis yang baru menjadi single parent meninggalkan tiga orang anak. Nahas yang menimpahnya itu terjadi saat dia akan berbelanja di pasar pagi Jodoh. "Dia ini mau jualan jus gitu. Tadi pagi mau belanja buah ke Jodoh," ujar Iin, tetangga Marnis di kamar Jenazah.

Dijelaskan Iin, Marnis kenal sebagai tetangga yang baik dan bertanggung jawab. Dia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggalnya. Kepergian Marnis ini juga membawa duka yang mendalam bagi tetangga-tetangganya. Kemarin para tetangga tampak ramai di kamar jenazah untuk menjemput jenazah Marnis.

Sementara jenazah Abdul Kadir juga langsung dibawa pulang oleh pihak keluarga. Tangis pilu keluarga juga mewarnai proses pembersihan jenazah pegawai rumah sakit Badan Pengawasan (RSBP) Batam di Sekupang itu.

Kecelakaan maut itu meninggalkan duka yang mendalam bagi Fanni dan Meri dua gadis mudah yang tinggal di Kaveling Saguba blok A.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News