Jangan Biarkan Kecurangan Merusak Pilkada Serentak
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat sosial politik Rudi S Kamri menilai ada indikasi tindakan curang menjelang Pilkada Serentak 2020.
Dia menyebut modus yang marak dilakukan adalah membeli dan memborong dukungan partai politik di daerah.
Tujuannya adalah agar tidak ada calon lain yang bisa maju selain jagoan sang cukong.
Menurut dia, biasanya praktik pembajakan demokrasi itu dilakukan pada akhir waktu pendaftaran agar pasangan lain tidak sempat lagi mencari dukungan rakyat melalui jalur independen.
“Dengan demikian, pasangan calon dari sang cukong akan melawan kotak kosong dan terpilih," kata Rudi, Rabu (26/2).
Dia menambahkan, mafia pilkada memiliki strategi lain ketika praktik kecurangan mulai terendus.
Salah satunya adalah memunculkan pasangan calon boneka yang didesain untuk kalah.
Menurut Rudi, pasangan calon abal-abal itu biasanya diambil oleh para mafia dari kelompok mereka sendiri.
Pengamat sosial politik Rudi S Kamri menilai ada indikasi tindakan curang menjelang Pilkada Serentak 2020.
- Survei WE Institut: Elektabilitas Eri Cahyadi Tertinggi untuk Pilkada Surabaya 2024
- Menteri Anas Tegaskan Seleksi CASN 2024 tidak Mungkin Ditunda
- Bey Machmudin tidak Akan Maju jadi Cagub Jabar 2024
- Fadel Muhammad Bicara Cara Memilih Pemimpin di Pilkada Serentak 2024, Mohon Dicatat!
- Buka Musrenbang Papua Barat, Wamendagrii: Masih Ada Tugas yang Masih Tersisa
- Pilgub Banten 2024: Dimyati Natakusumah Mendaftar di 4 Parpol Termasuk PDIP