Jangan Biarkan Setiap Hari Prajurit TNI dan Rakyat Dibunuh, Tindak Tegas OPM

jpnn.com, JAKARTA - Berulangkali prajurit TNI gugur saat bertugas di Papua. Terbaru adalah Sersan Dua Putra Rahaldi yang tengah ditugaskan di Koramil Persiapan Suru-Suru, Kodim 1715/Yahukimo, Papua, Jumat (3/12).
Dia meninggal setelah ditembak dadanya oleh kelompok separatis bersenjata Papua saat tengah mengambil air. Sementara rekannya luka-luka tertembak di pinggang.
Menurut mantan Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayor Jenderal (Purn.) Supiadin Aries Saputra, pemerintah harus menempuh strategi lain dan bersikap tegas menghadapi Organisasi Papua Merdeka (OPM) tersebut. Ini karena gerakan bersenjata mereka makin meningkat.
"Sangat berbeda kalau kita lihat perkembangannya dalam 34 tahun terakhir ini," kata Mayjen Supiadin dalam kanal Hersubeno Arief, dipantau JPNN, Rabu (8/12).
Gerakan bersenjata OPM ini makin meningkat. Dia mencontohkan aksi-aksi OPM yang menyerang pos-pos polisi, TNI, menyerang pemukiman, bahkan membakar fasilitas umum.
Alumni Akabri tahun 1975 ini tidak mempermasalahkan jika saat ini operasi penanganan Papua diserahkan kepada Polri dari sebelumnya dipegang TNI.
Begitu juga terkait munculnya istilah lain dari Gerakan Separatis Bersenjata kemudian berubah menjadi Kelompok Separatis Bersenjata (KSB).
Karena pendekatan hukumnya berubah lagi menjadi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), dan terakhir disebut kelompok teroris bersenjata.
Pemerintah harus bersikap tegas terhadap OPM yang menganiaya prajurit TNI dan masyarakat Papua.
- Menhan Sjafrie Mengusulkan Tunjangan Operasi Prajurit TNI Naik 75 Persen
- Eks Sesmilpres Sebut KKB Sudah Menyerang Wibawa Negara
- Ikut Cari Iptu Tomi Marbun, Ketua Komnas HAM Papua Diberondong KKB
- Keberadaan Kasat Reskrim Iptu Tomi yang Hilang saat Memburu KKB pada 2024 Masih Misteri
- Tokoh Masyarakat Papua Dukung Aparat Tindak Tegas OPM
- Prajurit Aktif Gugat UU TNI ke MK, Imparsial: Upaya Menerobos Demokrasi