Jangan Gaya-gayaan Jadi Pj Gubernur DKI, Mampu Selesaikan Masalah Ini?
Kemudian, adanya isu kesehatan publik dengan tiga penyakit yang cukup rawan, yakni, Covid-19, cacar monyet, dan demam berdarah dengue (DBD) yang menjadi isu tahunan dan belum tertangani dengan baik.
"Tiap tahun pemprov lebih banyak mengimbau dan mengobati (DBD, red), pencegahannya belum optimal, jangan gaya-gayaan jadi Pj kalau tidak punya jawaban atas isu kesehatan ini," tuturnya.
Pj gubernur juga memiliki pekerjaan rumah untuk mengentaskan isu ketimpangan yang terjadi di masyarakat. Sebagai ibu kota, sejumlah warga memiliki pendapatan besar, tetapi sebagian lainnya berpendapatan sangat rendah.
Isu ketimpangan pun kerap berimbas terhadap hal lain, seperti munculnya kejahatan, prasangka sosial, bahkan dapat memicu konflik.
Baca Juga: Pejabat Bapenda yang Hilang Ini Ternyata Saksi Kasus Korupsi, Terkait Penemuan Mayat di Semarang?
"Masa kita mau jadi kayak Kota Meksiko, Mumbai, kota yang dikenal bukan hanya kemacetan tetapi ketimpangan yang terekspresi lewat kendaraan yang beredar di jalanan. Itu harus diselesaikan,” papar Arif.
Diketahui, Gubernur Anies Baswedan dan wakilnya Ahmad Riza Patria bakal lengser pada 16 Oktober 2022.
Ada tiga nama yang beredar sebagai kandidat Pj gubernur DKI, yakni Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono dan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali.
Arif Susanto menyebut Pj Gubernur DKI Jakarta pengganti Anies Baswedan bukan untuk gaya-gayaan. Harus mampu menyelesaikan masalah banjir hingga macet.
- BAZNAS Beri Layanan Dukungan Moral dan Psikologis Korban Bencana Sumbar
- PKB Belum Keluarkan Rekomendasi Resmi untuk Anies Maju Pilkada Jakarta
- Bawa Banyak Prestasi, Tyas Fatoni Apresiasi Prestasi PKK Sumsel
- Anies Tertarik Maju Pilkada Jakarta, PKS Tidak Tergoda
- Mahakam Ulu & Kubar Direndam Banjir, Irwan Demokrat Soroti Minimnya Mitigasi
- Jakim 2024 Digelar 23 Juni Mendatang, Upaya Promosikan Jakarta kepada Dunia