Jangan-Jangan, Indonesia Hanya Dijadikan Alat untuk Memasarkan Vaksin Tiongkok?

Jangan-Jangan, Indonesia Hanya Dijadikan Alat untuk Memasarkan Vaksin Tiongkok?
Presiden Joko Widodo bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Jakarta pada 13 Januari lalu. (Foto: Situs Kementerian Luar Negeri China)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Asikin mengatakan Indonesia juga sudah mengamankan opsi sekitar 330 juta dosis lainnya, sehingga totalnya menjadi 660 juta.

Jadi 'alat pemasaran', namun tidak 'dimanfaatkan' China

Jangan-Jangan, Indonesia Hanya Dijadikan Alat untuk Memasarkan Vaksin Tiongkok? Photo: Presiden Joko Widodo menerima dosis kedua CoronaVac di Jakarta, 27 Januari 2021. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

 

Indonesia menjadi negara pertama di luar China yang menggunakan vaksin buatan China, Sinovac.

Sejumlah pengamat menilai China telah melakukan 'diplomasi lewat vaksin' dengan menawarkan jutaan dosis vaksin yang dikembangkannya ke negara-negara dengan pendapatan ekonomi rendah dan menengah.

Akademisi Hubungan Internasional Universitas Indonesia yang meraih gelar doktoralnya di China, Ardhitya Yeremia Lalisang, tidak menampik jika program vaksinasi di Indonesia dengan menggunakan CoronaVac menjadi semacam "alat pemasaran yang efektif" bagi Sinovac dan China.

Namun, menurutnya, bukan berarti Indonesia hanya "dimanfaatkan" oleh Sinovac.

"Kita berkontribusi banyak juga dalam pengadaan COVID ini, termasuk [penerbitan] sertifikat halal," ujarnya kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.

"Lalu bayangkan gambar Presiden Jokowi, presiden sebuah negara besar di Asia Tenggara, negara muslim terbesar di dunia, disuntik vaksin Sinovac. It’s a very good marketing [sebuah pemasaran yang sangat bagus]!"

Presiden Joko Widodo telah menerima dosis kedua vaksin CoronaVac yang dikembangkan perusahaan Sinovac Biotech di China

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News