Jangan Kasih Ampun Pengedar Narkoba

Jangan Kasih Ampun Pengedar Narkoba
Adyaksa Dault
Kita harapkan Kantor Menpora itu benar-benar mengurusi semua masalah kepemudaan. Kita bicara Karang Taruna itu milik Depsos, kita bicara Pemuda Tani itu milik Departemen Pertanian. Nah, kantor Menpora punya apa? Maka anggaran Menpora itu sangat sedikit sekali. Kita bicara olah raga pendidikan, kita bicara olah raga prestasi, kita bicara olahraga rekreasi, kepemudaan, anggaran rutin, anggaran KONI-KOI, sosialisasi ke daerah, tapi anggaran kita tidak lebih dari Rp 500 miliar.

Tafsir anggaran pendidikan itu selama ini di Departemen Pendidikan Nasional. Ditumpuk Rp 51 triliun di sana, sementara kami hanya punya Rp 500 miliar. Kita ingin Kantor Menpora ini menjadi departemen, sehingga lebih berdaya.

Olah raga itu solusi. Konflik banyak yang selesai dengan olah raga, olah raga juga bisa menyelesaikan masalah perkelahian pelajar. Mengapa di Jakarta banyak narkoba? Karena hanya punya 18 lapangan bola. Mana bisa dipakai untuk 4 juta anak SD-SMP-SMA di Jakarta ini? Akibatnya, selesai sekolah mereka dugem yang dekat merokok dan narkoba, mereka main ke mal-mal. Baik sekali ide gubernur Sumatera Barat, seluruh sekolah baru harus punya lapangan bola. Bandingkan dengan Singapura, setiap empat distrik diberi fasos-fasum berupa lapangan basket, voli, bulu tangkis, dan sepatu roda.

Pantas Juara kan informal, mengapa tidak diformalkan dalam kurikulum sekolah?

Itu domain Depdiknas. Saya sudah bicara agar bahaya narkoba dan HIV/Aids itu masuk ke kurikulum pelajaran di SD-SMP-SMA. Itu akan lebih efektif dibanding pendidikan informal yang butuh biaya besar dan efektifitas yang terbatas.

Bagaimana dengan parental education?

Banyaknya kasus narkoba di Indonesia, mengundang keprihatinan bagi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adyaksa Dault. Dia khawatir kalau hal ini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News