Jangan Lagi Menganggap Masyarakat Sakai sebagai Suku Terasing

Jangan Lagi Menganggap Masyarakat Sakai sebagai Suku Terasing
Diskusi saat peluncuran film pendek berjudul Mimpi Anak Sakai Riau, Rabu (7/4). Foto: Forum Jurnalis Kreatif Riau

jpnn.com, JAKARTA - Film Mimpi Anak Sakai besutan Forum Jurnalis Kreatif Riau menggambarkan bahwa masyarakat Sakai saat ini tidak ingin dicap sebagai suku terasing atau terisolasi.

Karena faktanya memang kondisi masyarakat Sakai sudah banyak mengalami kemajuan.

"Kami tolak cap sebagai Suku Terasing, sebab masyarakat Sakai sudah banyak yang maju, bahkan menjadi anggota DPRD Bengkalis, Riau, jadi pengusaha, penerima beasiswa dari perusahaan, dan banyak yang menjadi sarjana," kata Ketua Majelis Kerapatan Adat Batin, Limo Mineh, Riau, Tarmizi L saat peluncuran film pendek berjudul Mimpi Anak Sakai Riau, Rabu (7/4).

Dia menambahkan, pihaknya ingin mendapatkan keadilan bekerja di bidang apa saja, karena anak-anak Sakai kini tidak lagi buta huruf.

Film besutan lima jurnalis media online dan TV yang tergabung dalam Forum Jurnalis Kreatif dengan Ketua Satria Utama, itu dibedah bersama Fakultas Komunikasi UMRI.

Dari acara itu, didapat beragam masukan dari para akademisi.

Dekan Fakultas Komunikasi UMRI, Jayus menyampaikan siap untuk bermitra dengan Forum Jurnalis Kreatif Riau untuk membuat film lainnya dan membantu memproduksi satu film lagi untuk mendorong terhapusnya secara bertahap cap terisolasinya masyarakat Sakai sebagai suku terasing itu.

"Kami perlu melakukan riset serta menayangkan film dokumenter itu pada berbagai kesempatan didukung oleh jejaring sosial yang dimiliki UMRI terkait edukasi tentang masyarakat Sakai itu kini sudah seperti apa dan tidak terisolasi lagi," ujarnya.

Film Mimpi Anak Sakai besutan Forum Jurnalis Kreatif Riau ingin menyampaikan pesan, jangan lagi menganggap masyarakat Sakai sebagai suku terasing.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News