Jangan Remehkan Kesehatan Mental Pelajar Indonesia di Australia

Kesehatan mental perlu ditangani lebih menyeluruh bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia saat menimba ilmu di Australia, ujar seorang akademis dan aktivis asal Indonesia di Australia.
Yacinta Kurniasih, Akademis Kajian Indonesia di Monash University mengatakan pelayanan untuk mahasiswa internasional saat ini sudah dilengkapi dengan bantuan psikologi, tapi masih ada yang perlu ditingkatkan.
"Pelayanan di universitas-universitas sudah menjadi lebih baik, tapi mereka harus lebih sadar adanya perbedaan bahasa dan budaya bagi pelajar internasional, termasuk Indonesia," ujarnya kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
"Sementara komunitas pelajar Indonesia, seperti PPIA perlu menyuarakan masalah kesehatan mental ini, dan pemerintah Australia harus bisa mengakui bahwa organisasi seperti ini memiliki peranan penting."

Punya masalah dianggap memalukan
Yacinta yang sudah mengajar bahasa dan budaya Indonesia di Australia selama hampir 20 tahun mengatakan tentu ada mahasiswa Indonesia yang pernah mengalami kondisi terkait mental selama studi.
Mulai dari culture shock akibat perbedaan budaya diantara kedua negara, atau kegelisahan yang dikenal dengan istilah anxiety, hingga perbedaan dalam kultur belajar dan bekerja.
"Tidak semua mahasiswa internasional memanfaatkan fasilitas, yang sebenarnya sudah termasuk biaya kuliah," ujarnya.
- Dunia Hari Ini: Konklaf Hari Pertama Berakhir Dengan Asap yang Mengepul
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?