Jangan Remehkan Kesehatan Mental Pelajar Indonesia di Australia

Jangan Remehkan Kesehatan Mental Pelajar Indonesia di Australia
Jangan Remehkan Kesehatan Mental Pelajar Indonesia di Australia

"Mereka kurang mengetahui kalau sakit harus kemana, padahal dari masalah bahasa hingga akomodasi pun sebenarnya bisa dibantu."

Jangan Remehkan Kesehatan Mental Pelajar Indonesia di Australia Photo: Bayu Pratama pernah terjerat dalam perjudian semasa kuliah, karena ingin mencoba hal baru. (Foto: Koleksi pribadi)

Bayu Pratama adalah salah satu warga Indonesia di Melbourne yang pernah ketagihan berjudi, setelah ia pertama kali mencobanya di usia 17 tahun.

Meski ia mengaku awalnya hanya ingin coba-coba berjudi, sampai akhirnya menemukan kesenangan, Bayu menyadari berjudi juga menjadi salah satu pelariannya dari tekanan saat ia kuliah.

"Ada beban bagi saya untuk beradaptasi dengan budaya Australia dan diterima dengan masyarakat, sehingga saya mencoba hal-hal baru," kata Bayu.

Jangan Remehkan Kesehatan Mental Pelajar Indonesia di Australia Photo: Bayu mengatakan kebanyakan anak-anak muda tak mau mengakui saat memiliki masalah perilaku, seperti ketagihan berjudi. (ABC News: Natalie Whiting)

Tapi saat itu ia merasa judi bukanlah masalah, sehingga tidak membutuhkan bantuan. Jika ingin bercerita pun, ia hanya menceritakan pada teman-temannya, yang tidak bisa banyak membantu.

"Universitas memiliki pelayanan yang baik, informasi yang spesifik, tapi kita datang dari budaya lain," ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News