Jangan Sampai Mimbar Keagamaan Dimanfaatkan Kelompok Radikal
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Riset Setara Institute Halili menuturkan, rilis 200 nama mubalig dari Kemenag yang bersifat rekomendasi, mestinya tidak perlu dipersoalkan.
Karena itu hanya akan memberikan persepektif lain dari masyarakat bahwa mubalig atau dai yang lebih moderat dan toleran yang bisa memberikan ceramah pada saat Ramadan.
”Saat Ramadan seperti inikan tiap-tiap komunitas paling tidak butuh dua kali kultum (kuliah tujuh menit) perhari kan. Kalau ini tidak dikondisikan memang akan mudah diintrusi oleh dai mubalig yang radikal yang kemana-mana mengkafirkan orang,” ujar dia, seperti diberitakan Jawa Pos.
Dia mengungkapkan, ada banyak video ceramah orang-orang yang berpenampilan seperti penceramah tapi menghalalkan pembunuhan. Nah, rilis dari Kemenag itu bisa dianggap sebagai langkah pencegahan atau preventif.
”Bahwa panggung keagamaan, mimbar keagamaan, itu tidak dimanfaatkan oleh kelompok intoleran,” tambah dia. (jun/far)
Rilis 200 nama mubalig yang dikeluarkan kemenag mestinya tidak perlu dipersoalkan karena itu bagian dari langkah preventif menanggulangi penyebaran radikalisme.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Partisipasi Festival Islam Kepulauan di Belanda, Kemenag Ulas Peran Penghulu di Era Modern
- 2 Hari Lagi Jemaah Calon Haji Indonesia Mulai Diberangkatkan ke Arab Saudi
- Ini Daftar Pemenang Anugerah Syiar Ramadan 2024
- Demi Peningkatan Literasi, Kemenag Siapkan 25 Tema Khotbah Jumat 2024
- Akhirnya, Sebanyak 3.641 Kuota Usulan Formasi Penghulu 2024 Disetujui KemenPAN RB
- Lewat Aksi Cantik, Unilever Ajak Santri Putri Wujudkan Cita-Cita