Jangan Tergiur! Bisnis Narkoba Tiongkok Janjikan Laba Besar
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta Brigjen Johny Pol Latupeirissa mengungkapkan, bisnis narkoba terus menggeliat karena menjanjikan keuntungan luar biasa. Akibatnya, Indonesia jadi pasar bagi narkoba jenis sabu-sabu buatan Tiongkok.
"Saya kasih contoh, sabu-sabu itu di Indonesia satu gramnya saja sudah Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta," ungkap Johny di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (14/2).
Bisnis ekstasi juga tak kalah menjanjikan. "Ekstasi di Indonesia rata-rata Rp 400- Rp 600 ribu perbiji," imbuh Johny.
Harga tersebut berbeda jauh dengan harga narkotika di negara produsennya seperti Tiongkok. "Di Tiongkok kurang lebih hanya Rp 100 ribu per gram," jelas mantan Wakapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
Perbedaan harga yang begitu lebar ini tentu memancing para sindikat narkotika untuk memasok barang haram ini ke Indonesia. Pasalnya mereka akan mendapat keuntungan yang sangat besar jika berhasil masuk pasar Indonesia.
Oleh sebab itu, lanjut Johny, bukan hal aneh ketika BNN telah beberapa kali menggagalkan upaya penyelundupan narkoba di beberapa wilayah Indonesia. "Indonesia menjadi pasar potensial bagi para sindikat untuk mengedarkan narkotika," pungkasnya.(sat/JPC)
Bisnis narkoba menjanjikan keuntungan besar karena sabu-sabu yang di Tiongkok hanya Rp 100 ribu per gram, sampai Indonesia bisa mencapai Rp 1,5 juta.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Kanit Reskrim di Tulungagung Ditangkap Polisi terkait Narkoba, Begini Ceritanya
- Petugas Kebersihan Jalani Usaha Sampingan Terlarang
- Bea Cukai dan BNN Bersinergi Tekan Peredaran Gelap Narkotika di Jateng, Ini Hasilnya
- Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu-Sabu Hasil Penindakan pada Awal Maret
- Chandrika Chika Cs Bakal Menjalani Rehabilitasi di Lido
- Polisi Bawa Chandrika Chika ke BNN Untuk Asesmen