Jarak Dekat

Oleh: Dahlan Iskan

Jarak Dekat
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Taktik menunggu musuh jarak dekat seperti itu menandakan dua hal. Pertama, Hamas kian terdesak. Sedikit demi sedikit wilayahnya dikuasai tentara Israel.

Bangunan-bangunan yang diduga menjadi markas para militan Hamas diserbu.

Posisi Hamas yang kian terdesak membuat taktik perang jarak dekat dilakukan Hamas. Kalau perlu pakai risiko maksimal: tertembak.

Kemungkinan kedua, militan Hamas kian militan. Mereka kian sulit bergerak. Tidak ada pilihan: dibunuh atau membunuh.

Maka Israel tidak bisa gegabah lagi melakukan serangan. Bisa jadi Hamas memasang senjata ranjau di bangunan-bangunan yang akan diserbu Israel.

Atau, satu-dua militan sengaja menunggu kedatangan tentara Israel. Lalu diserbu dari jarak dekat.

Perang Israel-Hamas ini sebenarnya tidak imbang. Tetapi sudah 3,5 bulan belum berakhir. Bahkan, lokasi sandera pun belum ditemukan.

Menyembunyikan 132 sandera sungguh tidak mudah. Tetapi Hamas mampu mempertahankan sandera.

INILAH yang ditakutkan Israel: perang darat. Jagoan di serangan udara itu masih kesulitan menemukan di mana sandera Hamas disembunyikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News