Jarak Dekat

Oleh: Dahlan Iskan

Jarak Dekat
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tawaran terakhir Israel langsung ditolak Hamas. Yakni Israel sanggup genjatan senjata dua bulan kalau seluruh tawanan dibebaskan.

Tawanan, bagi Hamas adalah senjata penting. Konon serbuan Hamas ke acara musik psychedelic Israel tanggal 7 Oktober lalu punya tujuan itu –mencari tawanan Israel.

Untuk apa?

Banyak militan Hamas yang ditahan di Israel. Ribuan. Hamas selalu gagal memperjuangkan pembebasan mereka. Maka harus dicari sandera baru. Sebagai nilai tawar tukar tahanan.

Tewasnya 24 tentara Israel di satu peristiwa merupakan kejutan kedua. Inilah jumlah korban terbesar.

Hamas telah menemukan taktik perang jarak dekat. Kalau taktik itu dianggap berhasil tentu banyak bangunan lain yang disiapkan untuk perang jarak dekat.

Apa yang terjadi di Gaza sekarang ini mengingatkan saya pada para gerilyawan Indonesia di sekitar perang kemerdekaan.

Secara kekuatan senjata gerilyawan kita tidak sebanding dengan Belanda. Tetapi para gerilyawanan itu tidak takut. Mereka selalu bisa mencari cara menyergap pasukan Belanda.

INILAH yang ditakutkan Israel: perang darat. Jagoan di serangan udara itu masih kesulitan menemukan di mana sandera Hamas disembunyikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News