Jawaban BMKG Soal Fenomena Embun Es di Dieng

Jawaban BMKG Soal Fenomena Embun Es di Dieng
Embun beku yang muncul akibat penurunan suhu hingga minus tujuh derajat celcius menyelimuti kompleks Candi Arjuna, di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (25/6/2019). ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/pras.

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan menjawab fenomena embun es di kawasan Dieng, Jawa Tengah, beberapa hari yang lalu.

Menurut dia, fenomena tersebut memiliki kaitan dengan berlangsungnya musim kemarau.

"Fenomena embun es di Dieng saat musim kemarau sangat dimungkinkan terjadi," kata dia, Minggu.

Terlebih secara lokasi, Dieng berada di dataran yang cukup tinggi di mana suhu udara cukup dingin, dan tingkat tutupan awan sudah jarang saat masuk musim kemarau.

"Sehingga pada malam hari yang tidak tertutup awan, suhu udara akan sangat dingin sekali karena radiasi balik dari bumi dengan leluasa menuju angkasa tanpa adanya pantulan dari awan."

"Sehingga bumi akan menjadi dingin sekali dan seluruh lapisan di mana yang mengandung uap air itu karena suhu minus yang biasanya disertai adanya frost atau embun membeku," kata Dodo.

Dia menjelaskan suhu udara sampai menjadi minus atau di bawah nol derajat Celcius dipengaruhi kondisi awan yang sudah sangat tidak ada, bahkan clear seperti itu di malam hari.

"Suhu bumi, karena tidak ada radiasi tentunya pada malam hari tidak ada matahari, justru energi bumi yang memancar meradiasikan kembali tanpa ada pemantulan dari awan khususnya, sehingga dia menjadi minus menjadi dingin bahkan bisa sampai minus," kata Dodo melanjutkan.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan menjawab fenomena embun es di kawasan Dieng, Jawa Tengah, beberapa hari yang lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News