Jenazah - jenazah Ditaruh di Atas Tanah tapi tak Ada Bau Busuk, Ajaib

Jenazah - jenazah Ditaruh di Atas Tanah tapi tak Ada Bau Busuk, Ajaib
Meski menyeramkan, wisatawan tak pernah bosan mengunjungi Kuburan Desa Terunyan, Kintamani, Bangli. Foto: AGUS EKA PURNA NEGARA/Bali Express/JPNN.com

Wisatawan yang datang tak pernah dibuat jijik. Padahal saat Bali Express (Jawa Pos Group) berkunjung, ada satu jenazah yang kondisinya masih utuh. Itu baru dimakamkan sepekan lalu. Ajaibnya, tak ada bau.

Cepat lambatnya proses pembusukan jenazah, kata Mandra, tergantung dari cuaca di sekitar. Kondisinya akan tetap utuh hingga satu tahun apabila sedang musim kemarau. Namun bilamana cuaca sekitar kerap turun hujan maka jenazah akan cepat membusuk.

Di sana hanya ada 11 kapling bagi warga yang meninggal. Tempat itu khusus bagi orang yang meninggal secara wajar (sakit, dan lain-lain) dan sudah berumah tangga. Di sebelah utaranya, terdapat sepetak lahan yang dikhususkan bagi mendiang orang suci.

Sedangkan orang meninggal karena salah pati atau ulah pati (bunuh diri atau kecelakaan), mendiang dimakamkan di kawasan lain.

Terkait 11 kapling makam, jumlahnya memang tidak pernah berkurang maupun bertambah. Itu sudah dilakukan turun-temurun. Lantas bagaimana dengan warga yang baru meninggal? Dimakamkan di mana?

BACA JUGA: Hendrik Minta Jasadnya Jangan Dikubur, Ya Ampuuun

Jenazah yang paling lama di antara 11 jenazah, akan dipindah di satu tempat khusus; sejenis tempat penampungan. Kemudian jenazah baru akan menempati kekosongan hingga kembali menjadi 11.

Pemindahannya tak sembarangan. Ibarat membeli satu bidang tanah, keluarga akan melakukan itu melalui upacara disebut Angkep Taji. Sarananya menggunakan uang kepeng.

Meski jenazah hanya direbah di atas tanah di Desa Teruyan, Kintamani, Bangli, namun tidak ada bau busuk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News