Jeritan Hati Anggota Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI)

Merasa Diintai Agen CIA, Tiga Bulan Sembunyi di Rumah

Jeritan Hati Anggota Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI)
Anggota KPSI di Bengkel Teater Rendra, Mei lalu. Para keluarga dan penderita skizofrenia bisa saling bertukar informasi dan berdiskusi sebulan sekali. Foto : Agus Wirawan/JAWA POS
Memiliki anggota keluarga yang menderita skizofrenia, keluarga dituntut memiliki kesabaran ekstra. Melalui para penderita yang tergabung dalam KPSI, bisa didapat informasi penanganan yang tepat.      

AGUS WIRAWAN, Jakarta

TIAP berada di luar kota dan sang kakak tertua menelepon, Adi Nugroho langsung tahu, pasti ada "pembunuh" suruhan CIA yang membuntuti. Sebab, itulah yang memang selalu dikatakan oleh sang kakak.

Penjelasan panjang lebar Adi bahwa kekhawatiran tersebut sama sekali tidak benar pasti bakal dibantah dengan sengit oleh sang kakak. Jadilah adik-kakak itu beradu argumen yang berbuntut tuduhan "serius" bahwa Adi telah disusupi CIA. "Perut mules pun, dikira saya yang meracuni makanan," sebut pria 31 tahun itu.

   

Sudah sepuluh tahun lamanya Adi dan keluarga harus hidup dengan "dikelilingi" agen-agen badan intelijen Amerika Serikat rekaan sang kakak yang tak disebutkan namanya itu. Para agen tersebut bisa menyamar menjadi apa saja. Misalnya, tukang bakso, abang ojek, atau petugas meteran listrik.

Memiliki anggota keluarga yang menderita skizofrenia, keluarga dituntut memiliki kesabaran ekstra. Melalui para penderita yang tergabung dalam KPSI,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News