Jeruk Impor Membanjiri Tanah Air, Begini Reaksi Politikus PKS Slamet
Dia menyebut para petani jeruk akhirnya membiarkan produknya membusuk di kebun tak terpanen akibat sulit menemukan kenyataan produknya tidak dihargai dengan layak.
“Kalau pemerintah saja sudah tidak mau melindungi petani kita, lantas tugas pemerintah di mana?” tanya Slamet.
Menurut Slamet, para petani jeruk banyak yang resah akibat jeruknya kurang laku di pasar. Selain keresahan anjloknya harga, mereka ini mengeluh hasil panen jeruknya tidak ada yang membeli.
Seorang petani yang biasanya berpendapatan 24 juta dari 4 ton jeruk, kini mereka bukan saja menghadapi kenyataan harga terendah Rp 7 ribu, bahkan menghadapi tidak lakunya jeruk di pasaran.
Slamet mengingatkan pemerintah mesti segera mengubah kebijakan impor hortikultura ini.
“Saya sangat mengkahwatirkan prediksi Bappenas bila kebijakan impor ini terus dibiarkan. Profesi Petani Indonesia akan hilang atau sangat minim dengan jumlah penduduk hampir 300 juta ini. Padahal, potensi sumber daya alam negara ini lebih dari cukup untuk di kelola demi memenihi kebutuhan dalam negeri,” ujar drh Slamet.(fri/jpnn)
Politikus PKS asal Sukabumi drh Slamet bereaksi keras terkait importasi hortikultura khususnya pada komoditas jeruk yang telah memukul petani jeruk di beberapa wilayah termasuk di Kabupaten Bandung Barat.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Inilah 7 Garis Besar Materi UU DKJ atau Daerah Khusus Jakarta
- Akhir Periode Kepengurusan, PIA DPR Berbagi Berkah Ramadan
- Komisi VI DPR Minta Kemendag dan Penegak Hukum Lebih Tegas Tangani Peredaran Oli Palsu
- Komisi VI DPR Apresiasi Kesiapan Pertamina Menghadapi Lebaran 2024
- Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Kick Off Penanaman Padi Gogo di Musi Rawas
- Legislator Minta SPBU Nakal Diproses Hukum, Biar Jera!