Jika Pak JK Terganjal, Jokowi-Prabowo Lebih Ideal

Jika Pak JK Terganjal, Jokowi-Prabowo Lebih Ideal
Ketua DPR Bambang Soesatyo. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo meyakini tidak ada lagi yang bisa menandingi Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Merujuk berbagai survei, Golkar pun bakal mempertahankan keputusannya mengusung Jokowi sebagai calon presiden.

"Sehingga kami memprediksi presiden 2019 tetap Jokowi," kata Bambang di gedung DPR, Jakarta, Senin (26/2). 

Bambang menyatakan, merujuk berbagai hasil survei untuk posisi calon wakil presiden (cawapres) 2019, Jusuf Kalla masih berada di posisi yang tertinggi. Hanya saja, hal yang kini dikaji apakah sosok yang akrab disapa dengan panggilan JK itu masih bisa maju lagi sebagai cawapres.

Bamsoet -panggilan akrab Bambang- mengatakan, Undang-undang Dasar (UUD) 1945 tidak secara jelas mengatur tentang masa jabatan wakil presiden. "Walaupun bahasanya dalam UU itu punya presiden tidak boleh menjabat dua kali berturut-turut, tetapi kalau cawapresnya tidak begitu diatur," katanya. 

Karena itu, kata Bambang, jika secara konstitusi memungkinkan maka sebaiknya Jokowi tetap berduet dengan JK pada Pemilu 2019. "Itu menurut pandangan saya pribadi, lho,” katanya. 

Lantas, bagaimana kemungkinan Jokowi berduet dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)? Bamsoet melihat Jokowi sekarang ini butuh cawapres yang bisa menambah dukungan suara.

Karena itu Bamsoet mengatakan, siapa pun cawapres bagi Jokowi harus memberi insentif elektoral. "Bukan malah jadi beban bagi Pak Jokowi itu sendiri," ungkapnya.

Menurut Bamsoet, pilihan ideal adalah menentukan cawapres berdasarkan survei saja. Jika JK tak memungkinkan lagi secara konstitusi, kata Bamsoet, maka harus cari cawapres yang paling bagus buat bangsa.

Ketua DPR Bambang Soesatyo menyatakan, hal yang harus dihindari di pilpres adalah pertarungan tajam yang menyisakan luka dan lama menyembuhkannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News