Jiwa Terbelah

Oleh Dahlan Iskan

Jiwa Terbelah
Dahlan Iskan.

Kisah hidupnya itu dia tulis di buku pertamanya. Semua. Dalam sebuah buku tebal. Buku baru. Berjudul Educated. Yang baru selesai saya baca.

Tidak ada yang disembunyikan Tara. Sangat detail. Penuh warna. Termasuk warna kehidupan sehari-hari keluarga Westover. Sejak masa kecilnya. Dengan konflik-konfliknya. Dengan darahnya. Dengan air matanya.

Sudah lebih tiga tahun Tara tidak bertemu ayahnya. Tidak mau pulang ke Idaho.

Terakhir dia pulang untuk melepas rindu pada kampungnya. Pada Pegunungan Buck Peak. Pada tempat-tempat kecilnya: gereja, latihan tari, kudanya dan tempat tampil di paduan suara. Dan musim saljunya.

Dia tidak mampir ke rumahnya. Hanya lewat di depannya.

Dia sendiri mengaku mengalami gejala kejiwaan: jiwa terbelah. Jiwa yang ganda.

Di dalamnya ada pribadi Tara dewasa. Namun juga terus hidup Tara yang lain. Tara masa remaja. Masa pemberontakan. Sampai kepalanya dibenamkan ke air di dalam toilet.

Gejala kejiwaan itu pula yang dialami ayahnya. Dalam derajat yang sangat tinggi. Juga kakaknya.

Tara tidak boleh sekolah. Sekolah itu hanya alat cuci otak pemerintah. Kalau Tara sakit tidak boleh ke dokter. Dokter itu setan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News