JK Abaikan Popularitasnya

Demi Menyelamatkan Perekonomian Negara

JK Abaikan Popularitasnya
JK Abaikan Popularitasnya

jpnn.com - JAKARTA—Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan anjloknya popularitas menyusul keputusannya menaikkan harga BBM. ‘’Dari awal kami sudah menyadari, kenaikan harga BBM akan menurunkan popularitas pemerintah. Dan kami menganggap hal itu wajar, ‘’ katanya seusai melakukan pengambilan gambar iklan kampanye 2009 di sebuah rumah produksi di Pondok Indah Jakarta Selata, Rabu (2/7).

            Jusuf Kalla menyadari   fluktuasi popularitas seorang tokoh banyak dipengaruhi keadaan dan isu yang lagi hangat.  "Sekarang isunya pasti soal kenaikan BBM. Makanya, pasti ada dinamika (popularitas). Tapi kami (pemerintah) akan jelaskan bahwa itu (kenaikan BBM) tidak sejelek itu,’’paparnya.

            Seperti diketahui, sebuah lembaga survey Indo Barometer telah merilis hasil surveynya yang menyatakan popularitas pasangan SBY – JK mengalami penurunan hingga 20 persen paska kenaikan harga BBM. Dalam surveynya, Indo Barometer menempatkan Megawati Soekarno Putri pada urutan pertama, menggeser popularitas SBY.

 Sebenarnya, JK sudah memastikan popularitas dirinya sebagai Wapres bakal merosot jauh hari sebelum Indo Barometer merilis hasil surveynya. Bahkan, kesadaran ini sudah ada  sebelum memutuskan menaikkan harga BBM .
 Namun, saat itu JK mengaku dirinya bersama SBY memang lebih memilih kehilangan popularitas atau dukungan, daripada harus menjadi biang rusaknya ekonomi bangsa.

Survey Indo Barometer juga menyebutkan persentase responden yang menginginkan JK sebagai Wapres lagi hanya 19,7 persen. Itu karena tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Wapres juga menurun. Hasil survei pada Desember 2007 meneybutkan tingkat kepuasan masih 49,9 persen sedangkan pada Juni 2008 menurun menjadi 28,8 persen.

Kendati demikian, menghadapi Pemilu 2009 mendatang, Ketua Umum Partai Golkar itu mengaku tetap optimis kendati popularitasnya merosot pasca kenaikan BBM. Popularitas menurut JK, bisa didongkrak lagi mengingat waktu tersedia masih begitu panjang.

"Ini masih panjang. Dan survey (popularitas) itukan turun naik. Waktu pemilu 2004, saya hanya butuh tiga bulan untuk meningkatkan popularitas saya jadi 60 persen," tandasnya. (ysd/JPNN)
 

JAKARTA—Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan anjloknya popularitas menyusul keputusannya menaikkan harga BBM. ‘’Dari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News