JK Dipandang Gagal Pahami Kondisi Golkar

JK Dipandang Gagal Pahami Kondisi Golkar
JK Dipandang Gagal Pahami Kondisi Golkar
JAKARTA - Tudingan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) terhadap pihak-pihak tertentu yang dia nilai memecah-belah partai, dipandang terlalu mengada-ada dan sekaligus menjadi bukti konkrit bahwa JK gagal memahami kondisi obyektif Golkar dan parpol di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh pengamat politik dari Universitas Paramadina, Bima Arya Sugiarto, di Jakarta, Selasa (28/4).

"Selaku Ketua Umum Golkar, JK nampaknya gagal memahami kondisi Golkar dan partai politik di Indonesia, yang terbiasa pecah karena beda aspirasi," kata Bima.

Daripada melepas tudingan, saran Bima, akan lebih bermanfaat sekiranya JK secara terus-menerus memahami internal partainya. Terutama soal kemampuan DPP Golkar dalam memenej dan mengakomodir berbagai aspirasi kader Golkar yang sangat beragam. "Dari perspektif sejarah parpol, sulit kita menemukan bukti sebuah partai pecah karena adanya serangan dari luar," ungkap Bima pula.

Bima kembali memuji Golkar, ketika partai berlambang beringin itu secara terbuka melakukan konvensi dalam menetapkan capresnya pada 2004. "Konvensi adalah salah satu mekanisme internal partai yang sangat berhasil diterapkan Golkar. Jadi, jangan tuding orang lain jika konvensi tidak dilaksanakan, sementara Rapimnassus juga dilakukan tidak transparan," tegasnya.

JAKARTA - Tudingan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) terhadap pihak-pihak tertentu yang dia nilai memecah-belah partai, dipandang terlalu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News