Jokowi dan Orang Hutan

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jokowi dan Orang Hutan
Presiden Jokowi dan PM Palestina Mohammad Ibrahim Shtayyeh di sela-sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia COP26 di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11). Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com - Menteri kesehatan bukan orang kesehatan, bukan dokter. Menteri pertahanan bukan orang tahanan, menteri pertanian bukan petani, menteri kehutanan bukan orang hutan.

Joke itu beredar luas waktu Presiden Jokowi tahun lalu mengumumkan reshuffle kabinet dan mengangkat Budi Gunadi Sadikin sebagai menteri kesehatan. Budi, sebagaimana publik mafhum, seorang bankir, bukan dokter dan tidak punya latar belakang kesehatan.

Prabowo Subianto yang menjadi menteri pertahanan jelas bukan orang tahanan. Dia pensiunan jenderal bintang tiga. Sahrul Yasin Limpo juga bukan petani yang mencangkul di sawah. Dia gubernur Sulawesi Selatan dua periode.

Siti Nurbaya Bakar, yang menjadi menteri kehutanan, tentu bukan orang hutan. Dia birokrat tulen yang lama berkarier di Departemen Dalam Negeri dan kemudian menjadi politisi Nasdem. Kemudian dia diangkat menjadi menteri kehutanan yang antara lain bertugas mengatasi kebakaran hutan, tentu bukan karena kebetulan nama belakangnya ‘’Bakar’’.

Kali ini Siti Nurbaya viral di media sosial karena pernyataannya yang heroik mengenai deforestasi atau penggundulan hutan. Bu Menteri menegaskan bahwa proyek pembangunan besar-besaran di Indonesia di era Jokowi ini tidak harus berhenti karena program deforestasi yang menargetkan nol emisi karbon pada 2050.

Presiden Jokowi yang mengikuti KTT PBB mengenai perubahan iklim (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11), mengeklaim bahwa Indonesia sudah berhasil melakukan preservasi hutan dan angka kebakaran hutan sudah turun sampai 82 persen.

Ini tentu pernyataan yang tidak kalah heroik. Seperti biasanya, Jokowi selalu berhasil mencuri panggung di event besar internasional. Sebelum ke Glasgow, Jokowi mengikuti konferensi negara-negara anggota G20 di Roma, Italia.

Jokowi menjadi perhatian karena Indonesia mendapat giliran menjadi presiden negara-negara ekonomi besar itu untuk masa kepemimpinan 2022.

Tidak tanggung-tanggung, Greenpeace Indonesia menyebut klaim-klaim Jokowi yang disampaikan di Glasgow adalah omong kosong.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News