Jokowi dan Prabowo Sudah Kompak, Kok Cebong - Kampret Masih Marak?

Jokowi dan Prabowo Sudah Kompak, Kok Cebong - Kampret Masih Marak?
Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada pertemuan di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7). Foto: dokumen JPNN.Com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Presiden RI Terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan rivalnya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto telah bertemu. Dua tokoh itu juga mengimbau para pendukung masing-masing mengakhiri perseteruan, termasuk menghentikan penggunaan istilah cebong dan kampret.

Namun, perseteruan antarpendukung sepertinya belum juga mereda. Di media sosial masih ada saja yang meluapkan kekesalan dan belum bisa menerima pertemuan Jokowi dengan Prabowo.

Menurut pengamat politik Hendri Satrio, imbauan dari Jokowi maupun Prabowo sangat perlu. Hanya saja, belum tentu pendukung masing-masing mau menaatinya.

BACA JUGA: Jokowi Menang Lagi, Kakek 69 Tahun Bayar Nazar Jalan Kaki 

"Imbauan itu perlu, kalau enggak diimbau malah lebih salah lagi. Tetapi apakah dituruti, belum tentu," ujar Hendri kepada jpnn.com, Kamis (18/7).

Pengajar di Universitas Paramadina itu lantas memaparkan analisisnya tentang sebab pendukung Jokowi maupun Prabowo masing menggunakan istilah cebong dan kampret. Menurutnya, fakta menunjukkan banyak kelompok relawan tumbuh besar namun tidak resmi atau di luar kendali Jokowi maupun Prabowo.

"Mereka terbentuk secara spontan. Nah, saya kira mereka ini susah untuk menghilangkan begitu saja istilah cebong - kampret," ucapnya. 

BACA JUGA: Sikap Prabowo & Amien Rais ke Jokowi Berubah, Habib Rizieq Mulai Ditinggalkan?

Pertemuan antara Joko Widodo alias Jokowi dengan Prabowo tak serta-merta mengakhiri penggunaan istilah cebong dan kampret.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News