Jokowi Membabi Buta di Jateng Ketika Elektabilitas Prabowo-Gibran Stagnan

Jokowi Membabi Buta di Jateng Ketika Elektabilitas Prabowo-Gibran Stagnan
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menyebut elektabilitas paslon nomor urut dua pada Pilpres 2024, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka tidak kunjung mencapai 50 persen plus satu.

Hal itu kemudian membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) gusar dan berupaya keras untuk bisa menaikkannya.

Ikrar menyebut mantan Wali Kota Surakarta itu terus berupaya dengan segala cara agar tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran itu segera mencapai target untuk bisa memenangi Pilpres 2024 dalam satu putaran.

"Beliau gusar dan maaf kata ini sudah membabi buta ke sana ke mari. Menggunakan fasilitas negara, membagi-bagikan beras yang boleh dikata itu cadangan yang dimiliki negara. Bukan mustahil ini adalah cara yang digunakan untuk membeli suara rakyat," kata Ikrar.

Selain itu, Ikrar juga mempertanyakan sikap jor-joran Presiden Jokowi di Jawa Tengah dalam menyalurkan bantuan kepada masyakat.

"Saya beri contoh misalnya pembagian sembako, atau pembagian uang. Seperti yang dilakukan Presiden misalnya dalam kunjungan kerjanya ke berbagai daerah. Dan itu yang kemudian kami bertanya, kenapa cuma Jawa Tengah yang mendapatkan bantuan sembako cukup besar, bantuan untuk kelompok tani juga sangat besar, " ujar dia.

"Untuk wilayah lain sangat berbeda dengan kebijakan-kebijakan yang sekarang dilakukan presiden di Jawa Tengah," sambung dia.

Dia menyebut bahwa ketidaknetralan Presiden Jokowi di Pilpres 2024 itu merupakan inkonsistensi dari pernyataan-pernyataan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Presiden Jokowi dianggap berusaha keras menaikan elektabilitas Prabowo-Gibran dengan membagikan sembako di Jateng.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News