Jokowi Memprediksi Itu Bisa Lebih Parah, Semua Harus Siap

Jokowi Memprediksi Itu Bisa Lebih Parah, Semua Harus Siap
Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di kawasan Margonda, Depok, Kamis (30/4). Di tengah pandemi dan kondisi serbakritis, mereka masih berharap bantuan di jalanan. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan dunia saat ini tengah memasuki bencana krisis pangan. Selain itu, pria yang akrab disapa Jokowi ini menilai adanya krisis energi di tengah pandemi COVID-19.

"Sektor pangan misalnya, FAO sudah mengingatkan akan terjadi krisis pangan, bencana kelaparan yang mengancam dunia," kata Jokowi saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrembangnas) 2020 melalui telekonferensi, Kamis (30/4).

Jokowi menerangkan, 135 juta orang di dunia terancam kelaparan di tengah wabah pandemi corona ini. Bahkan, Jokowi memprediksi itu bisa lebih parah.

"Karena itu, ketersediaan pangan, food security kita sangat penting. Bagaimana dengan kesiapan produksi pangan, bagaimana kesiapan industri pengolahan pascapanen, bagaimana dengan efisiensi rantai pasok dan distribusi. Semua harus lihat lagi dan harus menyiapkan strategi besar menghadapi itu ke depan," kata Jokowi.

Demikian juga sektor energi. Menurut Jokowi, volatilitas harga minyak mentah dunia anjlok saat ini. Dari harga USD 60 menjadi USD 20 per per barel.

"Sebuah volatilitas yang sangat besar sekali dan oleh sebab itu, kita harus rancang bagaimana strategi kita ke depan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Ke mana arahnya, apakah bioenergi atau baterai. Ini akan juga menentukan arah riset dan pengembangan energi baru terbarukan," tandas Jokowi. (tan/jpnn)

 

Presiden Jokowi meminta semuanya harus menyiapkan strategi besar menghadapi masalah ini.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News