Jokowi Presiden Paling Concern di Pariwisata

Jokowi Presiden Paling Concern di Pariwisata
Asnawi Bahar. Foto: Dokumen JPNN

Bintan yang berpuluh-puluh tahun menjadi kawasan pariwisata yang eksklusif, saat dibuka BVK, langsung menanjak hebat, bahkan mengalahkan capaian Batam, di bulan September 2015. Pelabuhan Bandar Bintan Telani September 2015 menembus 48,68 persen, mengalahkan gabungan antara Batam Center 25,57 persen, Sekupang 10,87 persen dan Nongsa 7,6 persen.

Keberpihakan lainnya tercermin dalam terbukanya akses CAIT, untuk yacht (perahu pesiar) dan CABOTAGE untuk cruise (kapal pesiar). Bagi yachter tidak perlu lagi repot-repot lagi masuk Indonesia. Barang di declare costume, orangnya masuk tanpa visa bagi mereka yang berasal dari 169 negara yang sudah diberi kelonggaran dengan Bebas Visa Kunjungan itu.

Begitu pun Cabotage, bagi kapal-kapal pesiar. Tidak harus kapal yang berbendera Indonesia yang boleh menurunkan dan menaikkan penumpang di pelabuhan di Indonesia. Kapal asing juga boleh. Dengan begitu, tour operator asing mulai bisa menjual paket wisata bahari di Indonesia. “Tentu, ini pengaruhnya tidak langsung sekarang, tetapi ke depan memberi peluang yang besar bagi hadirnya wisman dengan cruise. Sekarang saja sudah banyak cruise bersandar ke pelabuhan-pelabuhan di Indonesia dengan membawa ribuan penumpang berkantung tebal. Ini kan bagus,” papar Asnawi.

Penghapusan CAIT ini diproyeksikan meningkatkan jumlah kunjungan perahu pesiar (yacht) ke Indonesia mencapai 5.000 yacht tahun 2019, dengan perolehan devisa sebesar USD 500 juta. Sementara kebijakan pencabutan asas cabotage cruise diproyeksikan mampu meningkatkan jumlah kunjungan kapal pesiar (cruise) asing ke Indonesia mencapai 1.000 kapal pesiar pada 2019 dengan perolehan devisa sebesar USD300 juta.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Didien Junaedy, ikut buka suara. Bagi dia, saat ini, pariwisata Indonesia sudah berjalan di rel yang benar. “Wisatawan mancanegara kita tahun ini 10 juta, nanti ditingkatkan menjadi 20 juta wisman. Devisa sekarang USD 10 miliar akan tingkatkan USD 20 miliar. Jumlah rakyat yang bekerja 3 juta, akan ditingkatkan menjadi 7 juta. Sekarang Presiden (Jokowi, red) semangat banget soal pariwisata. Karena beliau tahu ini sektor paling cepat ciptakan lapangan kerja. Cost-nya hanya USD3.000 per job.Sektor lain butuh USD50.000,” paparnya.

Dengan keberpihakan tadi, Didien makin yakin sektor pariwisata bisa menjadi andalan perolehan devisa. Apalagi, pariwisata Indonesia memiliki keunggulan dari sisi destinasi dan harga. “Industri pariwisata Indonesia sudah memiliki pertumbuhan 7,2 persen per tahun.

Angka ini sudah jauh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia yang mencatatkan angka 4,7 persen. Dengan jumlah turis dunia yang mencapai 1,3 miliar orang, maka masih ada potensi untuk meningkatkan pertumbuhan kunjungan wisata,"ujarnya.(jpnn)


JAKARTA - Dari tujuh presiden Republik Indonesia yang pernah memimpin negeri ini, hanya Joko Widodo yang paling respek dengan pariwisata. Sepuluh


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News