Jokowi, Presiden RI Paling Concern dengan Pariwisata

Jokowi, Presiden RI Paling Concern dengan Pariwisata
Presiden Joko Widodo, saat di Raja Ampat. Foto: source for JPNN.com

Penghapusan CAIT ini diproyeksikan meningkatkan jumlah kunjungan perahu pesiar (yacht) ke Indonesia mencapai 5.000 yacht tahun 2019, dengan perolehan devisa sebesar USD 500 juta. Sementara kebijakan pencabutan asas cabotage cruise diproyeksikan mampu meningkatkan jumlah kunjungan kapal pesiar (cruise) asing ke Indonesia mencapai 1.000 kapal pesiar pada 2019 dengan perolehan devisa sebesar USD300 juta. 

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Didien Junaedy, ikut buka suara. Bagi dia, saat ini, pariwisata Indonesia sudah berjalan di rel yang benar. “Wisatawan mancanegara kita tahun ini 10 juta, nanti ditingkatkan menjadi 20 juta wisman. Devisa sekarang USD 10 miliar akan tingkatkan USD 20 miliar. Jumlah rakyat yang bekerja tiga juta, akan ditingkatkan menjadi tujuh juta. Sekarang presiden (Jokowi) semangat banget soal pariwisata. Karena beliau tahu ini sektor paling cepat ciptakan lapangan kerja. Cost-nya hanya USD3.000 per job.Sektor lain butuh USD50.000,” paparnya.

Dengan keberpihakan tadi, Didien makin yakin sektor pariwisata bisa menjadi andalan perolehan devisa. Apalagi, pariwisata Indonesia memiliki keunggulan dari sisi destinasi dan harga. “Industri pariwisata Indonesia sudah memiliki pertumbuhan 7,2 persen per tahun. 

Angka ini sudah jauh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia yang mencatatkan angka 4,7 persen. Dengan jumlah turis dunia yang mencapai 1,3 miliar orang, maka masih ada potensi untuk meningkatkan pertumbuhan kunjungan wisata,” ulasnya. (*)


Berita Selanjutnya:
Wow! TNI Semakin Kuat

JAKARTA - Sulit dibantah. Dari tujuh presiden yang pernah memimpin negeri ini, baru Joko Widodo yang respek dengan pariwisata. Sepuluh destinasi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News