Jokowi Sebut Bakal Ada Kepala Daerah jadi Menteri dan Bu Ani Diberi Tugas Lebih Besar

Jokowi Sebut Bakal Ada Kepala Daerah jadi Menteri dan Bu Ani Diberi Tugas Lebih Besar
Presiden Jokowi dan Menkeu Sri Mulyani. Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo alias Jokowi memberikan bocoran terbaru soal isi kebinet di periode kedua pemerintahannya nanti.

Dalam pertemuan dengan sejumlah pimpinan redaksi media di Istana Rabu (14/8), Jokowi menyatakan sudah menyelesaikan penyusunan kabinetnya.

“Sudah final dan saya akan umumkan secepatnya. Ada 34 pos kementerian. Ada yang baru. Ada yang digabung. Rumusnya 55 (kalangan profesional) dan 45 (perwakilan partai politik),” katanya.

BACA JUGA: Jokowi: Kabinet Sudah Final, Partai Sudah Diberi Tahu

Jokowi menjamin bahwa kalangan profesional yang dipilihnya sendiri teruji keandalannya. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah kemampuan manajemen dan mengeksekusi (program/kebijakan) di lapangan. “Saya menyeleksi 60 nama. Banyak yang pintar, masih muda-muda, kalau disuruh ngomong dan presentasi meyakinkan. Sayang, setelah dicek track record-nya, pengalaman manajerial dan mengeksekusi program nol,” ungkap suami Bu Iriana itu.

Selain dari kalangan muda milenial, ada juga wajah baru di kabinet mendatang yang berasal dari pimpinan BUMN dan kepala daerah. “Mereka punya track record bagus, harus diberi tantangan lebih besar,” tuturnya.

Lantas, apa pos kementerian baru di kabinet mendatang? Presiden menyebut Kementerian Investasi. Kementerian itu adalah peningkatan status dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). “Masalah investasi ini sangat serius. Semua negara berlomba membenahi ini,” kata mantan pengusaha mebel tersebut memberi contoh.

Kementerian baru berikutnya adalah Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Internasional. Berbeda dengan Kementerian Investasi, kementerian baru itu merupakan gabungan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Jokowi mengatakan tugas Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Internasional nanti harus berorientasi ekonomi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News