Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

Jokowi Suka One Man Show, Parpol Koalisi Seperti Raja Kecil

Jokowi Suka One Man Show, Parpol Koalisi Seperti Raja Kecil
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan (kedua kanan) bersama Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Anggota FPDIP DPR Effendi Simbolon dan Andreas Hugo Pareira di Media Center DPR, Jumat (20/10). Dok. Ist.

jpnn.com, JAKARTA - Kritik berdatangan memasuki tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Selain ekonomi yang masih belum membaik, kritikan juga dialamatkan kepada gaya kepemimpinan Jokowi yang suka one man show.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, kapasitas Presiden Jokowi tidak bisa ditingkatkan lagi. "Jokowi ini one man show. Kadang sebagai presiden, gubernur, bupati, wali kota, mandor, manajer sampai tukang bagi kaus dan sepeda, bagi kartu dan sebagainya. Ini one man show,” kata Fadli Zon dalam diskusi “Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi-JK” di gedung DPR, Jakarta, Jumat (20/10).

Menurut Fadli, seolah-olah Jokowi ini tidak punya pembantu yang bisa membantunya bekerja. Padahal, kata dia, sebenarnya Jokowi ini diharapkan seperti dirigen orkestra. “Kalau semua dia mau mainkan sehingga tidak ada simponi, tidak ada orkestranya,” ujar Fadli.

Wakil ketua umum Partai Gerindra itu mengatakan, gaya kepemimpinan ini sebenarnya merupakan masalah besar. “Jadi, ini lebih kepada soal leadership bagaimana memainkan menteri-menteri,” katanya.

Dia mengatakan, sekarang tidak terdengar menteri seaktif seperti zaman dulu. Kalau zaman orde baru, lanjut Fadli, kompetensi diberikan kepada menterinya. Sehingga menterinya merupakan orang-orang yang berkompeten. Fadli berpendapat, sekarang kompetensi menteri-menteri itu diambil alih Jokowi.

Akibatnya, kebijakan dan hal yang berdampak baik atau buruk langsung berdampak kepada Jokowi sendiri. “Leadership one man show tidak akan menyelesaikan persoalan,” tegasnya.

Anggota Komisi I DPR Fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon menjelaskan bahwa kenapa sekarang Jokowi dianggap one man show, karena setahun dua tahun pertama menjabat, menteri-menterinya yang dari partai politik itu selalu mengklaim ke rakyat bahwa apa yang diberikan itu merupakan hasil mereka. “Tidak pernah mereka sebut dari Pak Jokowi. Bohong, kalau ada. Selama ini diklaim dari mereka,” kata Effendi dalam diskusi.

Menurut dia, program yang menelan dana ratusan triliun buat rakyat selalu diklaim hasil dari perjuangan menteri yang dari parpol tersebut. Mereka sama sekali tidak pernah menyebutkan bahwa itu hasil dari kerja Jokowi. “Setahun dua tahun dulu begitu, diklaim mereka. Sekarang, pada gemetaran semua,” ujarnya.

Pak Jokowi kadang sebagai presiden, gubernur, bupati, wali kota, mandor, manajer sampai tukang bagi kaus dan sepeda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News