Jono Mati, Sasa Stroke, Ada Idi tapi Merasa tak Cocok

Jono Mati, Sasa Stroke, Ada Idi tapi Merasa tak Cocok
Ekspresi Sasa saat dirawat oleh Lasjiono, penjaga primate di KBS. Foto: Dipta Wahyu/Jawa Pos

Koleksi simpanse KBS saat ini tinggal dua ekor. Selain Sasa, ada Idi, simpanse jantan berusia sekitar 30 tahun. Tapi, tampaknya Sasa kurang cocok dengan Idi.

Dokter hewan Glen Kartiko yang merawat Sasa menerangkan, saat ini simpanse itu menjalani perawatan dengan obat-obatan herbal dari Tiongkok. Obat berupa cairan tersebut diberikan lewat mulut, tidak dengan injeksi. ”Kami khawatir kalau injeksi nanti malah bisa stres,” katanya.

Sebelum beralih ke pengobatan herbal itu, sebenarnya Sasa juga mendapatkan perawatan dengan obat pabrikan. Tapi tidak terlalu membuahkan hasil. ”Sekarang juga diberi sinar khusus agar bisa merangsang otot sarafnya,” ujar Glen. Sasa sebenarnya tidak pernah sakit sampai separah itu. Biasanya dia hanya terkena diare.

Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS Aschta Nita Boestani Tajudin menegaskan bahwa pihaknya sangat serius dalam mengurusi satwa yang dipelihara. Termasuk yang sedang sakit. ”Kami berupaya semaksimal mungkin merawat satwa yang sakit,” ujar dia.

Meskipun begitu, Sasa tidak dirawat di tempat karantina. Sebab, ia dianggap lebih nyaman di kandangnya sekarang. Pengelola khawatir, bila dipindahkan ke lokasi baru, Sasa bisa stres. "Lantaran sakit, Sasa tidak kami taruh di kandang peraga,” ujar Aschta. (jun/c9/oni)


SURABAYA – Sasa, simpanse koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), menjalani masa pemulihan dari stroke yang diderita sejak Maret lalu. Bagian


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News