Jono Mati, Sasa Stroke, Ada Idi tapi Merasa tak Cocok

Jono Mati, Sasa Stroke, Ada Idi tapi Merasa tak Cocok
Ekspresi Sasa saat dirawat oleh Lasjiono, penjaga primate di KBS. Foto: Dipta Wahyu/Jawa Pos

jpnn.com - SURABAYA – Sasa, simpanse koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), menjalani masa pemulihan dari stroke yang diderita sejak Maret lalu.

Bagian kanan tubuh satwa berusia 33 tahun tersebut seolah lumpuh. Bahkan, mulut satwa asli Afrika itu tidak bisa bergerak dengan normal.

Selasa (28/4) satwa dengan nama latin Pan troglodytes tersebut tidak banyak bergerak di dalam kadang besinya. Dia hanya duduk diam di atas karung goni yang melapisi lantai kandang dari semen.

Lasjiono, 42, penjaga simpanse, terlihat memberikan melon yang sudah dikupas. Pria yang sudah 13 tahun bekerja di KBS itu lantas membersihkan kandang tersebut. Dia juga mengelap mulut Sasa yang berlepotan. ”Kondisinya sekarang sudah jauh lebih baik,” kata dia.

Lasjiono menceritakan, di awal terserang stroke, Sasa hanya bisa berbaring lemas. Dia kesulitan untuk bangun. ”Apalagi saat menstruasi, dia tidak mau makan,” kata pria yang sudah enam tahun menjaga Sasa tersebut.

Meskipun kondisinya mulai membaik, Sasa belum bisa berjalan seperti biasa. Tangan dan kaki kanannya belum bisa digerakkan dengan leluasa. Untuk makan saja, Sasa harus menggunakan tangan kiri.

Lasjiono kadang meminumkan jus buah dengan tabung suntik tanpa jarum. ”Sekarang mintanya buah yang enak-enak. Buah melon, pir, apel merah, dan pisang hijau,” ujar pria asal Lamongan itu.

Dia menduga Sasa terserang stroke setelah ditinggal mati Jono, simpanse jantan koleksi KBS. Jono meninggal sekitar setahun lalu akibat radang paru-paru. ”Mungkin Sasa kesepian. Biasanya ke mana-mana sama Jono,” tambahnya.

SURABAYA – Sasa, simpanse koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), menjalani masa pemulihan dari stroke yang diderita sejak Maret lalu. Bagian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News