Jumhur Hidayat Merasa Aneh dengan Pemikiran Prabowo Terkait Buruh
Jumhur juga menyampaikan dari 2003 sampai sebelum lahirnya UU Omnibus Law itu pertumbuhan ekonomi Indonesia tinggi dengan peraturan yang lama.
Namun sekarang dibuat peraturan yang lebih merendahkan kesejahteraan kaum buruh, sementara pertumbuhan segitu saja sebegitu saja.
"Jadi tidak ada hubungan antara memberikan servis kepada pengusaha dengan pertumbuhan tinggi, tidak ada hubungan itu. Yang ada malah bisa sebaliknya karena pertumbuhan disumbangkan 56-57 persen dari belanja masyarakat," ucap Jumhur.
Ia mengingatkan, kalau kaum buruh tidak memiliki upah yang cukup, maka daya beli rendah, UMKM terpukul.
Sektor-sektor yang memberikan produksi massal juga akan terpukul, termasuk yang berteknologi tinggi seperti motor, sepeda, peralatan rumah tangga dan tentunya seperti garmen dan sebagainya.
Karena masyarakat tidak memiliki uang untuk membeli.
"Jadi perspektifnya tidak boleh jangka pendek, itu perspektif abad 18 sampai awal," katanya.
Menurut Jumhur sekarang bicaranya di luar itu. Dia lantas meluruskan pernyataan Prabowo.
Tokoh buruh nasional ini merasa aneh dengan pemikiran bakal calon presiden untuk Pemilu 2024 Prabowo Subianto terkait buruh, begini.
- Momen Mesra Rosan Roeslani dengan Elon Musk di Bali
- Peringati Reformasi, Aktivis Minta Rezim Baru Tidak Membelokkan Sejarah
- AMPG Sebut Qodari sedang Standup Comedy Komentari Golkar Bisa Jadi Brutus
- Jerry AMPI Kecam Pernyataan Qodari Sebut Golkar Bisa Jadi Brutus
- Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2024
- Anies Tertarik Maju Pilkada Jakarta, PKS Tidak Tergoda