Jumlah Orang Gila di Jambi Meningkat

Jumlah Orang Gila di Jambi Meningkat
Jumlah Orang Gila di Jambi Meningkat
Selain yang menderita gangguan jiwa berat, tiap bulannya tercatat 600 orang pasien gangguan jiwa ringan menjalani perawatan jalan di RSJD Jambi. "Angka ini meningkat tiap bulan," kata Herna. "Mereka yang rawat jalan adalah pasien yang mengalami gangguan jiwa ringan. Mereka tidak di rawat inap, karena masih bisa dilakukan perawatan di rumah," lanjutnya.

dr Victor Eliezer Sp.Kj, Pskiater RSJ Jambi menambahkan, secara medis, umumnya pasien gangguan jiwa berat yang dirawat menderita penyakit skizopernia, gangguan skizonpal, psikotik akut dan sementara. "Sampai saat ini tidak ada kepastian penyebab skizopernia. Biasanya selalu karena multi faktor. Ada karena bawaan atau kepribadian. Ada yang tiba-tiba. Ada pula karena tekanan lain yang membuatnya menjadi stresor," jelasnya.

Menurut Victor, beberapa kejadian yang ditemuinya, secara umum sebagai pemicu seseorang terkena gangguan jiwa adalah faktor interpersonal, pendidikan, ekonomi dan masalah asmara. Dia mencontohkan bidang pendidikan, ada yang tidak lulus STPDN, tidak lulus TNI/Polri atau stres mengerjakan skripsi berkunjung dan konsultasi kepadanya. Soal putus cinta, diselingkuhi dan perceraian, juga ada. Apalagi masalah ekonomi, cukup banyak menyebabkan seseorang stres.

Perasaan tertekan, terbeban dan memvonis diri kerdil juga banyak ditemuinya. Hanya saja dia tidak bisa mempresentasekan berapa jumlah pasien dengan penyebab seperti itu. "Bermacam-macam faktornya (orang mengalami gangguang jiwa, red). Tapi, kalau dari segi gender memang laki-laki mendominasi, sekitar 80:20 presentasenya dibandingkan perempuan," katanya.

JAMBI - Jumlah penderita gangguan jiwa (orang gila) di Jambi meningkat. Beban hidup yang semakin berat, sementara kondisi perekonomian yang tak stabil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News