Jurus Mengumbar Label Kafir Tak Akan Manjur di Pilgub Jateng

Jurus Mengumbar Label Kafir Tak Akan Manjur di Pilgub Jateng
Pengamat politik Ari Junaedi. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi memprediksi isu-isu bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) bakal marak pada Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2018. Sebab, cara itu cukup ampuh di Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

"Saya kira pola sukses di Jakarta pasti akan di-copy paste oleh kontestan untuk meraih kemenangan. Sebetulnya cara-cara primitif seperti ini harus ditanggalkan di era kampanye modern," ujar Ari kepada JPNN, Rabu (29/11).

Menurut Ari, calon kepala daerah harus menjual program-program pembangunan yang menyentuh kebutuhan rakyat. Dengan demikian, demokrasi yang dibangun bisa benar-bernar berkualitas. 

Namun, Ari juga memperkirakan penggunaan isu-isu SARA di Jateng tak akan efektif mendongkrak kemenangan calon tertentu. Sebab, masyarakat Jateng cukup matang dan sudah lama terbiasa hidup harmonis dalam perbedaan.

Karena itu, strategi dengan berjualan ayat-ayat suci ataupun mengumbar label kafir tak akan mempan di publik Jateng. Apalagi masyarakat Jateng sudah rasional.

"Rasionalitas pemilih di Jawa Tengah cukup tinggi. Kemenangan Ganjar Pranowo melawan incumbent Bibit Waluyo pada pilkada lalu (2013) menjadi bukti," pungkas dosen pascasarjana di UI dan Universitas Dr Soetomo Surabaya ini.(gir/jpnn) 


Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi memprediksi isu-isu bernuansa SARA bakal marak pada Pilgub Jateng tahun depan.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News