Jutaan Pemegang Visa Permanen Memengaruhi Pilihan WN Australia Dalam Pemilu

Jutaan Pemegang Visa Permanen Memengaruhi Pilihan WN Australia Dalam Pemilu
Lachlan Trowse (kanan) mengatakan bahwa dampak kebijakan COVID terhadap istrinya yang kelahiran Jerman Anna mempengaruhi pandangan politiknya. (Supplied)

Ada jutaan pemegang visa permanen yang tinggal di Australia, yang tidak berhak memberikan suara. Namun, sebagian mereka tetap memengaruhi pilihan partai politik dalam pemilu di Australia.

Anna Koetz sudah tinggal di Australia hampir 25 tahun. Itu berarti ia sudah mengalami beberapa kali pemilihan umum federal dan pergantian pemerintahan.

"Rasanya agak kesal [tidak bisa memberi suara] karena saya tertarik dengan apa yang terjadi di Australia," katanya.

"Saya punya pendapat. Dan semakin lama tinggal di sini, semakin ingin saya memberikan suara di pemilu."

Sebagai warga asal Jerman dengan status pemegang visa permanen di Australia, Anna tidak bisa memberikan suara di pemilu namun itu tidak menghentikan usahanya memberikan pengaruh.

Dia sangat tertarik dengan masalah-masalah seperti perubahan iklim dan vaksinasi COVID-19.

Bila ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, dia akan membicarakannya dengan suaminya.

"Saya membawa masalah itu ke rumah dan kami membicarakannya," katanya.

Ada jutaan pemegang visa permanen yang tinggal di Australia, yang tidak berhak memberikan suara

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News