Kabar Baik dari Kemenkes: Hepatitis Akut Tidak Berpeluang jadi Pandemi

Kabar Baik dari Kemenkes: Hepatitis Akut Tidak Berpeluang jadi Pandemi
Juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan kasus hepatitis akut tidak berpeluang jadi pandemi. Ilustrasi. Foto: tangkapan layar dalam video Kemenkes

"Lalu sesudah itu dilihat lagi perkembangannya, kalau terus meluas maka baru akan disebut pandemi," kata Prof Tjandra.

Jika melihat pengalaman Covid-19, kata dia, pertama kali dilaporkan WHO pada 5 Januari 2020, dinyatakan PHEIC 31 Januari 2020 dan pandemi pada 11 Maret 2020.

Terkait 15 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia, ia mengatakan perlu dijelaskan apakah kasus itu termasuk klasifikasi WHO "probable", "epi-linked" atau masih "pending" yang memerlukan investigasi lebih lanjut.

"Setidaknya akan baik kalau disebutkan bagaimana hasil pemeriksaan virus hepatitis A sampai E pada 15 kasus itu," jelasnya.

Dia juga mendorong hasil tes laboratorium terkait kemungkinan adanya virus lain, seperti SARS-COV-2, Adenovirus, Epstein Barr dan lainnya, atau mungkin juga toksin dan ada tidaknya autoimun.

"Kalau memang sudah ada 15 kasus, tentu sudah dilakukan penyelidikan epidemiologis mendalam sehingga pola penularan dapat mulai diidentifikasi, baik antarkasus maupun juga dengan lingkungan dan lainnya," pungkasnya. (jpnn/jpnn)

 

Yuk, Simak Juga Video ini!

Jubir Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi menyampaikan kabar baik soal perkembangan kasus hepatitis akut


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News