Kabar Buruk untuk Palestina, Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz Sepakat Bersatu
jpnn.com, YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan rivalnya Benny Gantz akhirnya sepakat berkoalisi membentuk pemerintahan, Senin (20/4). Kesepakatan itu mengakhiri krisis politik terparah dalam sejarah negara Zionis tersebut.
Menurut perjanjian tersebut, Netanyahu akan tetap menjabat sebagai perdana menteri selama 18 bulan ke depan. Setelah itu, dia akan mengundurkan diri dan menyerahkan kursi kepada Gantz.
Penanganan wabah virus corona menjadi fokus utama pemerintahan gabungan ini. Israel sejauh ini telah melaporkan lebih dari 13.500 kasus dan 170 kematian.
"Saya menjanjikan kepada Negara Israel sebuah pemerintah nasional darurat yang akan bertindak untuk keselamatan dan kesejahteraan penduduk Israel," cuit Netanyahu di Twitter tak lama setelah perjanjian dengan Gantz diumumkan.
Bersatunya Netanyahu dan Gantz jadi kabar buruk bagi Palestina. Pasalnya, peluang Netanyahu merealisasikan rencananya mencaplok Tepi Barat kini bertambah besar.
Salah satu isi kesepakatan kedua politikus senior itu adalah, Netanyahu diizinkan untuk membawa rencana Timur Tengah Presiden AS Donald Trump ke parlemen untuk dibahas. (AFP/dil/jpnn)
Kabar buruk bagi Palestina, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan rivalnya Benny Gantz akhirnya sepakat berkoalisi membentuk pemerintahan, Senin (20/4)
Redaktur & Reporter : Adil
- Indonesia: Tindakan Amerika Serikat Telah Mengkhianati Perdamaian
- Israel Dikabarkan Menyerang, Warga Iran Pilih Lanjutkan Tidur
- Google Pecat 28 Karyawan yang Gelar Aksi Anti-Israel di Kantor
- DPR Apresiasi Langkah Nyata Pemerintah RI Cegah Dampak Konflik Timur Tengah
- Konflik Iran-Israel Bakal Ancam Ekonomi, Pemerintah Harus Mengantisipasi
- Netanyahu: Israel Akan Membalas secara Bijaksana, Tidak Emosional